Penerapan model pembelajaran PBL juga meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (problem solving). PBL yang diterapkan dengan menyajikan permasalahan atau contoh kontekstual mampu mendorong peserta didik merumuskan pemecahan masalah.
Sebelum menerapkan PBL, penulis melaksanakan pembelajaran sesuai dengan buku guru dan buku siswa. Meskipun permasalahan yang disajikan dalam buku teks kadang kala kurang sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa, tetap saja penulis gunakan. Jenis contoh yang digunakan juga hanya contoh dari buku teks.
Dengan menerapkan PBL, peserta didik tak hanya belajar dari teks tulis, tetapi juga dari video serta diberi kesempatan terbuka untuk mencari data, materi dari sumber lainnya.
Masalah yang DihadapiÂ
Masalah yang dihadapi terutama adalah peserta didik belum terbiasa belajar dengan model PBL. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan yang baik guru selalu mengguakan metode ceramah, siswa pun merasa lebih percaya diri menghadapi ulangan (penilaian) setelah mendapat penjelasan guru melalui ceramah.
Masalah lainnya adalah guru tidak mempunyai kompetensi yang memadai untuk membuat video pembelajaran. Padahal selain sebagai media pembelajaran,. Video juga merupakan bentuk teks audiovisual yang juga harus disajikan sesuai dengan rumusan KD.
Cara Mengatasi MasalahÂ
Agar peserta didik yakin bahwa pembelajaran IPA dengan PBL dapat membantu mereka lebih menguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/HOTS). Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya HOTS akan membuat peserta didik termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu, kesadaran bahwa belajar bukan sekadar menghafal teori dan konsep akan membuat siswa mau belajar dengan HOTS.
Kekurangmampuan guru membuat video pembelajaran dapat diatasi dengan mengunduh video sesuai dengan KD yang akan dibelajarkan baik dari youtube maupun dari Rumah Belajar. Dengan demikian, selain menerapkan kegiatan literasi baca tulis, peserta didik juga dapat meningkatkan literasi digitalnya.
Â
BAB IV