Mohon tunggu...
kuswan wanto
kuswan wanto Mohon Tunggu... Guru - guru

hobi olah raga, selalu taat aturan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sumber Energi dan Perpindahan di Sekitar

15 Februari 2024   12:00 Diperbarui: 15 Februari 2024   12:04 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

BAB I

PENDAHULUAN

 

Latar Belakang Masalah

Pembelajaran IPA merupakan proses yang dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan peserta didik melaksanakan kegiatan belajar IPA, sehingga pemahaman konsep-konsep atau prinsip-prinsip IPA dapat dipelajari dengan baik oleh peserta didik.

Dalam praktik pembelajaran Kurikulum 2013 yang penulis lakukan selama ini, penulis menggunakan buku siswa dan buku guru. Penulis meyakini bahwa buku tersebut sudah sesuai dan baik digunakan di kelas karena diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ternyata, dalam praktiknya, penulis mengalami beberapa kesulitan seperti materi dan tugas tidak sesuai dengan latar belakang peserta didik. 

Selain itu, penulis masih berfokus pada penguasaan pengetahuan kognitif yang lebih mementingkan hafalan materi. Dengan demikian proses berpikir siswa masih dalam level C1 (mengingat), memahami (C2), dan C3 (aplikasi). Guru hampir tidak pernah melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/ HOTS).  Penulis juga jarang menggunakan media pembelajaran. Dampaknya, suasana pembelajaran di kelas kaku dan anak-anak tampak tidak ceria.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa peserta didik diperoleh informasi bahwa (a) siswa malas mengikuti pembelajaran yang banyak dilakukan guru dengan cara ceramah (b) selain ceramah, metode yang selalu dilakukan guru adalah penugasan atau Pekerjaan Ruamh (PR). Sebagian peserta didik mengaku jenuh dengan tugas-tugas yang hanya bersifat teoritis. Tinggal menyalin dari buku teks atau mencontoh temanya.

Untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0, peserta didik harus dibekali keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills).  Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning/PBL. 

PBL merupakan model pembelajaran yang mengedepankan strategi pembelajaran dengan menggunakan masalah dari dunia nyata sebagai konteks siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi yang dipelajarinya. 

Dalam PBL siswa dituntut untuk mampu memecahkan permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari (kontekstual). Dengan kata lain, PBL membelajarkan peserta didik untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mencari dan menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai untuk memecahkan masalah yang dihadapi. 

Setelah melaksanakan pembelajaran IPA dengan model PBL, penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar peserta didik meningkat. Lebih bagus dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Ketika model PBL ini diterapkan pada kelas IV yang lain ternyata proses dan hasil belalajar peserta  didik  sama baiknya. Praktik pembelajaran PBL yang berhasil baik ini penulis simpulkan sebagai sebuah best practice (praktik baik) pembelajaran berorientasi HOTS dengan model PBL.

Jenis Kegiatan

Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan best practice ini adalah kegiatan pembelajaran IPA Kelas V pada Kompetensi Dasar Menerapkan konsep  perpindahan kalor dalam  kehidupan sehari-hari.

Manfaat Kegiatan

Manfaat penulisan best practice ini adalah meningkatkan kompetensi peserta didik dalam pembelajaran IPA Kelas V pada Kompetensi Dasar Menerapkan konsep  perpindahan kalor dalam  kehidupan sehari-hari.yang berorientasi HOTS.

BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

Tujuan dan Sasaran

Tujuan penulisan best practice ini adalah untuk mendeskripsikan best practice penulis dalam menerapkan pembelajaran berorientasi higher order thiking skills (HOTS).

Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah siswa kelas V Semester 2 Tahun Pelajaran 2024/2025 di SD Negeri 28 Kubu Raya sebanyak 15 anak.

Bahan/Materi Kegiatan

Bahan yang digunakan dalam best practice pembelajaran ini adalah materi  kelas V Semester2 Tahun Pelajaran 2024/2025 pada Materi Pokok Menuliskan Hasil Pengamatan video dan Praktik tentang perpindahan kalor KD sebagai berikut :

3.6  Menerapkan konsep  perpindahan kalor dalam  kehidupan sehari-hari.

4.6  Melaporkan hasil  pengamatan tentang  perpindahan kalor di video.

Metode/Cara Melaksanakan Kegiatan

Cara yang digunakan dalam pelaksanaan best practice ini adalah menerapkan pembelajaran IPA dengan model pembelajaran problem based learning (PBL).

Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan best practice yang telah dilakukan penulis.

Pemetaan KD

Kompetensi Dasar pada kegiatan ini adalah sebagai berikut :

3.6  Menerapkan konsep  perpindahan kalor dalam  kehidupan sehari-hari.

4.6  Melaporkan hasil  pengamatan tentang  perpindahan kalor di video.

Perumusan Indikator Pencapaian Kompetesi

        IPK Kunci:

        3.5.1 Mengidentifikasi benda yang dapat mengasilkan energi panas.P2

   4.6.1 Membuat laporan Pengamatan vidio perpindahan kalor C6 .

Pemilihan Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang dipilih adalah problem based learning (PBL) .

Merencanakan kegiatan Pembelajaran sesuai dengan Model Pembelajaran. Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan sintak PBL.

Berikut ini adalah rencana kegiatan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan model PBL.

TAHAP PEMBELAJARAN

KEGIATAN PEMBELAJARAN

ALOKASI WAKTU

Kegiatan Pendahuluan

  • Guru menyapa peserta didik dengan salam,  menanyakan kabar .

2. Guru mengajak peserta didik untuk berdoa (Religius).  Doa dipimpin oleh ketua kelas. (Menghargai kedisiplinan siswa/ PKK )

3. Peserta didik menyiapkan diri agar siap untuk belajar serta  merapikan kerapian diri dan bersikap disiplin dalam setiap kegiatan pembelajaran.

4. Guru memeriksa kehadiran peserta didik

5. Guru dan peserta didik menyanyikan lagu Nasional ’Tanah Airku”, lalu guru memberi penguatan pentingnya   sikap cinta tanah  air. (Nasionalis - PPK)

  • Peserta didik meyimak apersepsi dari guru tentang 
  • pembelajaran   sebelumnya dan mengaitkan dengan pengalamannya sebagai bekal   pelajaran berikutnya,
  • apakah ada sumber energi panas yang ada di sekitar   kalian

 b. sudahkah kalian memanfaatkan sumber energi tersebut

7. Peserta didik bertanya jawab dengan guru berkaitan dengan materi   sebelumnya (4C-Collaboration saintifik - menanya )

8. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik agar  Semangat mengikuti pembelajaran yang akan   

 dilaksanakan

9. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran  kepada peserta  Didik.

Siswa bersama guru melakukan tepuk semangat sebelum memulai pelajaran untuk membangkitkan semangat dalam belajar.

Kegiatan Inti

1. Sintak1 :Orientasi terhadap masalah

Guru menampilkan beberapa gambar anak yang di gunung , anak yang menjemur pakaian dan air yang mendidih. .(Mengamati)




  • Guru meminta siswa mengamati gambar yang di tampilkan guru di depan kelas.
  • Mengapa baju yang basah apabila dijemur  dibawah sinar matahari bisa kering?
  • Apa yang terjadi pada air di dalam panci tersebut?
  • Apakah kamu pernah melihat peristiwa-peristiwa seperti dalam gambar?
  • Sumber panas apa saja yang dapat kamu temukan dalam gambar?
  • Guru meminta siswa menuliskan jawaban di papan tulis secara bergantian.

Sintak2 : Mengorganisasikan peserta didik untuk  belajar

Guru mengkondisikan peserta didik dalam kelompok diskusi yang terdiridari 4 orang tiap kelompok diskusi secara heterogen. (Gotong Royong ,Collaboration- PPK).

 

Peserta didik dalam kelompok diskusi mendapat arahan dan bimbingan dari guru dalam mengerjakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Sintak3 : Membimbing penyelidikan individu dan kelompok

 

guru menampilkan video tentang sumber energy panas

https://youtu.be/Ul9v2delFm4

ice breaking

  • Siswa membaca teks bacaan yang berjudul “Sumber energy panas “.secara berkelompok.
  • Siswa menjawab pertanyaan yang di sediakan berdasarkan informasi yang ia dapatkan dari bacaan.
  • Guru mempersilahkan siswa untuk membaca kembali bacaan.
  • Siswa membaca kembali bacaan sumber energy panas

Sintak4 : Mengembangkan siswa menemukan kata kunci di setiap paragraf

  • Siswa menuliskan  kosa kata  yang            ia temukan di setiap paragraf.
  • Guru memberikan penjelasan tentang makna kata kunci, bahwa kata  kunci  adalah  kata-kata  yang  dianggap  penting dalam paragraf terkait.
  • Siswa  membuat  kesimpulan dari  bacaan  dan     menjelaskan kepada teman sebangkunya.
  • Guru menggunakan dialog siti dan udin untuk memancing siswa penasaran tentang sumber-sumber energy panas.

Sintak 5 : Menganalisis dan mengevaluasi

  • siswa diminta untuk melakukan pengamatan dan memperhatikan sumber nergi panas apa saja yang mereka gunakan sehari hari.
  • Siswa mengidentifikasi kegiatan mana yang menggunakan sumber energi panas yang paling sering dan paling jarang di gunakan
  • Siswa mengidentifikasi pengiraan terhadap sumber energy yang di pakai apabila semakin sering di pakai apakah akan berpengaruh pada sumber energy tersebut.
  • Siswa di minta mengamati bagaimana sumber energi panas matahari dapat menyebabkan perubahan – perubahan yang dengan mudah dapat kita lihat dan amati.

 

  • Guru memerintahkan siswa untuk  melakukan tugasnya secara berkelompok.
  • Guru meminta siswa menyiapkan alat  ; wadah es batu , 6 buah es batu dengan ukuran yang sama dan pencatat waktu ( siswa dpat menggunakan stopwact atau jam tangan ).
  • Guru memninta siswa menyiapkan tiga wadah yang masing masing di isi dengan dua buah es batu.
  • Guru meminta siswa untuk meletakkan di luar kelas di bawah matahari, wadah kedua di letakkan di atas meja di dalam kelas , dan wadah ketiga di dalam lemari atau tempat terlindungi.
  • Siswa diminta guru untuk mengamati dan mengukur perubahan yang terjadi pada ketiga wadah tersebut secara berkelompok.

Guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas. (Tanggung Jawab)

22. Guru meminta setiap kelompok memberikan tanggapan atas   presentasi kelompok lain.

23. Guru memberikan konfirmasi dan apresiasi terhadap hasil  presentasi yang telah dilakukan.

25. Peserta didik mengerjakan soal evaluasi secara mandiri.

      (Mandiri - PPK)

Kegiatan Penutup

1.     Guru memberikan relkeksi tentang kegiatan pembelajaran hari ini

2.    Guru memberikan penghargaan untuk kelompok yang paling aktif dan kelompok yang presentasinya bagus sesuai pengamatan guru.

3.    Guru memberikan motivasi untuk semangat pada pembelajaran selanjutnya

4.    Sebagai pendalaman materi guru memberikan PR pada buku siswa

5.    Pelajaran ditutup dengan doa

Penyusunan Perangkat Pembelajaran

Berdasarkan hasil kerja 1 hingga 4 di atas kemudian disusun perangkat pembelajaran meliputi RPP, bahan ajar, LKPD, dan instrumen penilaian. RPP disusun dengan mengintegrasikan kegiatan literasi, penguatan pendidikan karakter (PPK), dan kecakapan abad 21.

Alat/Instrumen

  • Media : Video, Power Point, Gambar

Sumber energi panas

(https://youtu.be/Ul9v2delFm4

  • Gambar pemanfaatan sumber energi
  • Alat :laptop, PPT,
  • Bahan
  • Baskom
  • Es Batu

Waktu dan Tenpat Kegiatan

Best Practice ini dilaksanakan pada tanggal 22 sampai 25 Januari Tahun 2024 bertempat di kelas V SDN 28 Batu Ampar Kubu Raya.

BAB III

HASIL KEGIATAN

Hasil 

Hasil yang dapat diilaporkan dari best practice ini diuraikan sebagai berikut.

Proses pembelajaran IPA yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran PBL berlangsung aktif. Peserta didik menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya. Aktifitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak PBL megharuskan siswa aktif selama proses pembelajaran. 

Pembelajaran IPA yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran PBL meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer knowledge.

Setelah membaca dan mendiskusikan cara menentukan luas tabung melalui LKPD, peserta didik akan terlibat langsung proses menentukan luas tabung dan peserta didik aktif bertanya, diskusi dan juga menulis. Dan semua itu dilakukan dengan senang dan gembira, semua peserta didik dalam kelompok aktif dan kreatif.

Setelah selesai, peserta didik juga terlati untuk presentasi dari hasil diskusi kelompoknya serta kelompok yang lain menanggapi dengan aktif.

Penerapan model pembelajaran PBL meningkatkan kemampuan peserta untuk berpikir kritis.

Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi peserta didik untuk bertanyadan menanggapi masalah yang dibahas dalam pembelajaran khususnya saat presentasi.

Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi HOTS suasana kelas cenderung sepi dan serius. Peserta didik cenderung bekerja sendiri-sendiri untuk berlomba menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Fokus guru adalah bagaimana peserta didik dapat menyelesikan soal yang disajikan; kurang peduli pada proses berpikir siswa. Tak hanya itu, materi pembelajaran yang selama ini selalu disajikan dengan pola deduktif (diawali dengan ceramah teori tentang materi yang dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasan), membuat peserta didik cenderung menghapalkan teori. Pengetahuan yang diperoleh siswa adalah apa yang diajarkan oleh guru.

Berbeda kondisinya dengan praktik baik pembelajaran IPA berorientasi HOTS dengan menerapkan PBL ini. Dalam pembelajaran ini pemahaman siswa tentang menentukan luas tabung melalui sarana LKPD dan diskusi yang meuntut kemampuan siswa untuk berpikir kritis.

Penerapan model pembelajaran PBL juga meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (problem solving). PBL yang diterapkan dengan menyajikan permasalahan atau contoh kontekstual mampu mendorong peserta didik merumuskan pemecahan masalah.

Sebelum menerapkan PBL, penulis melaksanakan pembelajaran sesuai dengan buku guru dan buku siswa. Meskipun permasalahan yang disajikan dalam buku teks kadang kala kurang sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa, tetap saja penulis gunakan. Jenis contoh yang digunakan juga hanya contoh dari buku teks.

Dengan menerapkan PBL, peserta didik tak hanya belajar dari teks tulis, tetapi juga dari video serta diberi kesempatan terbuka untuk mencari data, materi dari sumber lainnya.

Masalah yang Dihadapi 

Masalah yang dihadapi terutama adalah peserta didik belum terbiasa belajar dengan model PBL. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan yang baik guru selalu mengguakan metode ceramah, siswa pun merasa lebih percaya diri menghadapi ulangan (penilaian) setelah mendapat penjelasan guru melalui ceramah.

Masalah lainnya adalah guru tidak mempunyai kompetensi yang memadai untuk membuat video pembelajaran. Padahal selain sebagai media pembelajaran,. Video juga merupakan bentuk teks audiovisual yang juga harus disajikan sesuai dengan rumusan KD.

Cara Mengatasi Masalah 

Agar peserta didik yakin bahwa pembelajaran IPA dengan PBL dapat membantu mereka lebih menguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/HOTS). Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya HOTS akan membuat peserta didik termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu, kesadaran bahwa belajar bukan sekadar menghafal teori dan konsep akan membuat siswa mau belajar dengan HOTS.

Kekurangmampuan guru membuat video pembelajaran dapat diatasi dengan mengunduh video sesuai dengan KD yang akan dibelajarkan baik dari youtube maupun dari Rumah Belajar. Dengan demikian, selain menerapkan kegiatan literasi baca tulis, peserta didik juga dapat meningkatkan literasi digitalnya.

 

BAB IV

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

 

Simpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

Pembelajaran IPA dengan model pembelajaran Problem Based Learning layak dijadikan best practice baik pembelajaran berorientasi HOTS  karena dapat meingkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah. 

Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan cermat, pembelajaran IPA dengan model pembelajaran Problem Based Learning yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan abad 21.

Rekomendasi

Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran tematik dengan model pembelajaran problem based learning (PBL), berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.

Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku guru yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi pembelajaran yang kontekstual sesuai dengan latar belakang peserta didik dan situasi dan kondisi sekolahnya. Hal ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna dan menyenangkan.

Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa).

Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana da prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis utuk mendesiminasikan best practice ini akan menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Praktik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun