Aku sepertinya tidak asing dengan wajahnya apalagi namanya. Kucoba mengingat-ingat lagi.
Steveen mengenakan batik yang sama dengan ayahnya. Mereka sama-sama tampil rapi. Aku jadi menyesal berpakaian seadanya.
"Tadi, saya belum selesai. Maksud kedatangan saya kesini adalah untuk melamar nak Citra untuk menjadi istri anak saya, Steveen Andaresta. Bagaimana?"
Wah, persangkaanku ternyata salah. Setelah tahu nama lengkapnya, aku baru ingat, dialah orang yang bertukar biodata denganku. Apakah dia tahu juga tentang siapa aku?
Aku tidak menjawab, mau bilang 'iya' tetapi malu. Jadi, aku hanya menunduk sambil mencuri pandang ke arahnya.
"Karena diamnya seorang gadis artinya setuju, kita langsung tentukan tanggal saja." Pak Ikhsan memutuskan.
"Baik, Pak." Ayahku menyetujui.
Selesai..
@goday311002
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H