Mohon tunggu...
Goday311002
Goday311002 Mohon Tunggu... Penulis - Siswa

"Mengalah bukan berarti kalah, diam bukan berarti takut. Belajarlah mengalah sampai tak seorang pun bisa mengalahkanmu. Belajarlah merendah sampai tak seorangpun bisa merendahkanmu."

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Tamu Tak Diduga

26 November 2019   15:54 Diperbarui: 6 Desember 2019   16:30 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku sepertinya tidak asing dengan wajahnya apalagi namanya. Kucoba mengingat-ingat lagi.

Steveen mengenakan batik yang sama dengan ayahnya. Mereka sama-sama tampil rapi. Aku jadi menyesal berpakaian seadanya.

"Tadi, saya belum selesai. Maksud kedatangan saya kesini adalah untuk melamar nak Citra untuk menjadi istri anak saya, Steveen Andaresta. Bagaimana?"

Wah, persangkaanku ternyata salah. Setelah tahu nama lengkapnya, aku baru ingat, dialah orang yang bertukar biodata denganku. Apakah dia tahu juga tentang siapa aku?

Aku tidak menjawab, mau bilang 'iya' tetapi malu. Jadi, aku hanya menunduk sambil mencuri pandang ke arahnya.

"Karena diamnya seorang gadis artinya setuju, kita langsung tentukan tanggal saja." Pak Ikhsan memutuskan.

"Baik, Pak." Ayahku menyetujui.

Selesai..

@goday311002

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun