Maka, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada mereka,
"Bukan, akan tetapi cucuku ini menjadikan aku seperti tunggangannya, maka aku tidak suka menyegerakan dia hingga ia menunaikan kemauannya."
(HR Ahmad No 16033 dengan sanad yang shahih, An-Nasaai no 1141 dan dishahihkan oleh Al-Albani)
Dalam kondisi bagaimanapun, hendaknya seorang kakek mempersiapkan kondisi fisiknya yang fit.
Kita tahu bersama, dunia anak adalah aktif dan energik. Maka, seorang kakek, harus legowo. Lihatlah nabi shollallohu alayhj wasallam, bahkan di saat beribadah pun, beliau 'menerima' keberadaan cucunya.
Jangan lagi ada kakek yang mengusir cucunya di kondisi apapun. Semisal berkata, "Pindah sana duluu, jangan mengganggu kakek!"
Astagfirulloh! Ini pemandangan yang sangat miris. Mari kita ubah perilaku yang buruk itu.
6. Motivator Kebaikan
Dari Al-Hasan, dia mendengar Abu Bakrah berkata, "Aku mendengar (ceramah) Nabi di atas mimbar, sedangkan Al-Hasan berada di sampingnya, beliau sesekali melihat kepada manusia dan sesekali kepada Al-Hasan, dan bersabda,
“Anakku ini adalah sayyid dan semoga Alloh akan mendamaikan dengannya dua kelompok dari kalangan muslimin."
(HR. Al-Bukhari dengan Fathul Bari, VII, hal. 463, hadits no. 3746)
Masya Alloh! Peristiwa ini sangat berharga pelajarannya.
Motivator. Yah, itulah karakter yang wajib dimiliki seorang kakek. Ia memotivasi dan menginspirasi cucunya.