Rasulullah shollohu alayhi wasallam berkata, “Barangsiapa mencintai keduanya, berarti ia telah mencintaiku. Dan barang-siapa membuat keduanya marah, berarti ia telah membuatku marah.”
(HR. Ahmad No. 1160)
Begitu eloknya pemandangan ini, beliau shollallohu alayhi wasallam seorang kakek dan juga pemimpin ummat, tetapi tetap masih menggendong dan mencium cucunya. Hal itu tentunya tidak meruntuhkan kewibawaan beliau shollallohu alayhi wasallam, tetapi demikianlah bentuk cinta kakek kepada cucunya.
Dimana hari ini kakek yang mencontoh Rosululloh shollallohu alayhi wasallam?
Dimana hari ini para kakek yang menggendong cucunya di atas pundak-pundaknya?
Ataukah para kakek itu hanya sibuk menghabiskan waktunya di kursi malas?
3. Ungkapan Cinta
Dari Al-Bara` bin ‘Azib, dia berkata, "Aku melihat Al-Hasan bin ‘Ali di atas pundak Nabi shollohu alayhi wasallam dan beliau doa,
'Ya Alloh, sesungguhnya aku mencintainya, maka cintailah dia.”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Perlu kiranya para kakek jujur pada hatinya, apakah ia benar-benar cinta kepada keturunannya? Apakah ada rasa cinta kepada cucunya?
Jika itu tak ada, sulit sekali dibayangkan betapa hancurnya mental dan jiwa seorang kakek itu.
Ketahuilah, sejelek-jeleknya cucu kita, seaktif-aktifnya dia, dia tetap keturunan kita yang harus disayangi. Perhatikanlah doa nabi di atas, masya Alloh begitu indahnya pemandangan dan doa nabi shollallohu alayhi wasallam saat itu.