Mohon tunggu...
Sanad
Sanad Mohon Tunggu... Mahasiswa/Pelajar -

Penulis Cerita Pendek

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Retakan dan Keinginan-keinginan di Atas Meja Makan

21 Februari 2018   09:56 Diperbarui: 22 Februari 2018   00:04 1532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: atypyk.com

"Coba Ibu Mirna jelaskan, kenapa ibu membunuh suami ibu. Itu saja!" Tanya polisi itu dengan tangan kanan menjepit rokok dan tangan kiri menggaruk kepala, kadang bahu, kadang betis, lain waktu, selangkang juga digaruk, mungkin lembab, dan iritasi.

"Dia minta kawin lagi, dan saya bunuh dia. Masa pemimpin hanya tau mendatangkan pekerja dari luar, barangkali dipikirnya saya tidak bisa lagi bekerja dan berguna untuk dia!" Jawab Mirna dengan penuh emosi, meskipun jauh dilubuk hatinya ia terus saja menangis, karena ia tahu ia tidak bisa memberikan anak untuk suaminya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun