"Coba Ibu Mirna jelaskan, kenapa ibu membunuh suami ibu. Itu saja!" Tanya polisi itu dengan tangan kanan menjepit rokok dan tangan kiri menggaruk kepala, kadang bahu, kadang betis, lain waktu, selangkang juga digaruk, mungkin lembab, dan iritasi.
"Dia minta kawin lagi, dan saya bunuh dia. Masa pemimpin hanya tau mendatangkan pekerja dari luar, barangkali dipikirnya saya tidak bisa lagi bekerja dan berguna untuk dia!" Jawab Mirna dengan penuh emosi, meskipun jauh dilubuk hatinya ia terus saja menangis, karena ia tahu ia tidak bisa memberikan anak untuk suaminya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!