Mohon tunggu...
Sanad
Sanad Mohon Tunggu... Mahasiswa/Pelajar -

Penulis Cerita Pendek

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

[Cerpen] Apanya yang "Good" dari "Goodbye"

4 Maret 2017   15:15 Diperbarui: 5 Maret 2017   04:00 1058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertengkaran mereka timbul karena kecurigaan Iwan pada Atun yang berselingkuh. Beberapa kali ia coba untuk menangkap Atun, dan ingin membuktikan bahwa perkiraannya tidak meleset. Namun, kali itu ialah yang harus mengangkat topi dan memanggul kopor berisi baju, celana, dan celana dalamnya yang sudah disiapkan oleh Atun di atas meja.

Kecurigaan itu bermula saat Iwan merasa ada yang aneh pada Atun yang suka senyum-senyum sendiri mempermainkan telepon genggamnya. Dan untuk Iwan, sudah kesekian kalinya Atun menyembunyikan alasan perilaku yang membuat dahi dan jantung Iwan serasa kompak untuk melontarkan tuduhan selingkuh padanya, semakin membuat Iwan berkeinginan untuk membuktikan tuduhan-tuduhannya itu, lalu menyeret Atun ke depan pengadilan untuk bercerai.

Namun, kecurigaan itu layu sekarang, mereka memang akan segera bercerai di bulan depan, di depan pengadilan tentunya. Tapi bagi Iwan, berbeda bagi Atun, perceraian bukanlah yang terpenting, bukti bahwa istrinya itu berselingkuh adalah yang paling diinginkannya. Dan lebih buruk bahwa sekarang Atunlah yang meminta perceraian itu terjadi.

Kejadian itu semakin menyulut emosinya ketika berjalan lesu meninggalkan rumahnya yang perlahan hilang di belakang. Ia membayangkan Atun begitu senang dengan kemenangannya, lalu sebentar lagi, sesaat setelah ia benar-benar menghilang dari pandangan Atun, lelaki selingkuhan istrinya itu akan datang ke rumah mereka untuk mencumbui istrinya.

"Kampret!" gumamnya dalam hati menahan panas di dada dengan tangan terkepal penuh amarah.

~~~~

Sepasang suami-istri dan seorang balita yang digendong berjalan menyusul lalu meninggalkan Iwan yang berjalan pelan di belakang mereka. Sepasang suami-istri itu begitu sempurna di mata Iwan, sebagaimana ia dan Atun selalu membicarakan perkara anak untuk keluarga kecil mereka, dalam khayalannya itu ia kembali mengingat bagaimana dulu ia merajut cinta dengan Atun dalam pertemuan yang ganjil beberapa tahun silam.

Atun bekerja sebagai pelayan di kafe yang kemudian menyeret Iwan dan beberapa lelaki hidung belang lain, ke kantor polisi. Iwan hadir sebagai seorang pelanggan setia, meski kafe itu memiliki pelayanan untuk hal-hal lain, namun bagi Iwan, seharian menemani Atun dengan hanya menatapnya saja sudah membuat hati lelaki itu mengembang seperti roti. Awalnya Iwan mengira Atun adalah perempuan pengasih di tempat itu, dan dengan lagak sedikit gairah ia menawarkan sejumlah uang pada Atun. Atun yang kemudian begitu kesal pada lelaki itu menampar Iwan berkali-kali karena sudah kurang ajar kepadanya.

"Aku bukan perempuan jalang!" kata Atun dalam ingatan Iwan.

Beberapa jam setelah kejadian itu, Atun berbaik hati meminta maaf dan mengobati luka gores pecahan kaca akibat pukulan Atun di kepala Iwan dengan botol minuman. Entah kenapa cinta timbul bertepatan dengan darah yang mengucur dari kepalanya. dan perlahan namun pasti ia bisa menetapkan pilihan hatinya itu kepada Atun.

Puncaknya adalah ketika Iwan dengan tanpa basa-basi mendatangi Atun yang sedang bekerja pukul dua pagi, lalu menyatakan cinta kepadanya. Dengan senyum lirih, dan pipi yang memerah, Iwan tak perlu mendapat penjelasan bahwa ia telah dicintai oleh perempuan itu, karena sudah tergambar dari lesung pipinya yang timbul setelah kalimat terakhir diucapkan oleh Iwan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun