Mohon tunggu...
Kurnia Gus
Kurnia Gus Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis/Jurnalis

Aktivis, senang membaca dan menulis menyukai Seni..

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Elektabilitas Tokoh Tak Kokoh Membuat Partai Terbantai

11 Juli 2024   18:22 Diperbarui: 17 Juli 2024   23:52 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka para kader aktif dalam kegiatan kepartaian untuk memperkuat organisasi di setiap tingkatan partai. Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang partai politik.

Dengan demikian, para kader partai sangat berkontribusi dalam mendongkrak suara partai dan memenangkan pemilu. Sementara para tokoh pun dengan popularitas nya bisa juga menaikkan ataupun menurunkan suara partai.

Memang untuk meningkatkan ataupun menaikkan elektabilitas seorang tokoh, adalah dengan memiliki popularitas yang tinggi. Ada kalanya seorang tokoh ia memiliki elektabilitas tinggi, akan tetapi ia tidak populer, karenanya ia pun tidak terpilih. 

Selanjutnya pada kesempatan lain, seseorang yang populer mencoba untuk mencalonkan diri sebagai anggota legislatif. Namun dikarenakan ia tidak memiliki elektabilitas yang bagus, dan ditambah  isi tas tak cukup atau dengan kata lain tidak memiliki sumber dana yang memadai, maka ia pun juga tidak memenangi pemilihan.

Bagaimana Memilih Para Tokoh?

Partisipasi politik di Indonesia masih didominasi oleh kalangan elite atau orang-orang kaya, sementara masyarakat luas kurang banyak terlibat dalam proses politik. Belum lagi ditambah pragmatisme yang telah menjadi sebuah tradisi. Hal ini memudahkan para tokoh atau oligarki untuk mendominasi dan mengendalikan partai politik.

Keterbukaan dan transparansi dalam partai politik masih minim di Indonesia, sehingga oligarki dapat dengan mudah melakukan praktik-praktik korupsi dan nepotisme untuk memperkuat kontrol mereka atas partai politik.

Secara keseluruhan, dominasi para tokoh ataupun oligarki dalam partai politik di Indonesia merupakan cerminan dari sistem politik yang otoriter, kurang partisipatif, dan kurang transparan. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan reformasi politik yang mengutamakan partisipasi politik secara merata, transparansi dan akuntabilitas dalam partai politik, serta pembatasan kekuasaan oligarki dalam politik.

Mengenai pemilihan para tokoh dalam Pilkada 2024 oleh peserta partai politik, ada beberapa kriteria yang biasanya dipertimbangkan antara lain sebagai berikut:

1. Reputasi dan Integritas
: Calon harus memiliki reputasi yang baik dan integritas yang tinggi dalam menjalankan tugasnya.

2. Kepemimpinan dan Visi: Calon harus memiliki kemampuan kepemimpinan yang baik serta memiliki visi yang jelas dalam mengembangkan daerah tersebut.

3. Kapasitas dan Kompetensi: Calon harus memiliki kemampuan yang memadai dalam bidang yang diperlukan untuk memimpin daerah tersebut, seperti pengalaman dalam pemerintahan, keuangan, dan pembangunan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun