Mohon tunggu...
Kurnia Nur Permatasari
Kurnia Nur Permatasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PGSD Universitas Muhammadiyah Surakarta

Saya adalah Mahasiswa akhir yang sedang dikejar skripsi. Menyebarkan pengetahuan yang saya dapat dari pengalaman selama menjadi mahasiswa adalah tujuan utama saya membuat blog ini. Membaca tentu menjadi hobi saya, tetapi menulis adalah kelehaman saya. Kendati demikian, saya tetap mencoba untuk menulis karena tujuan saya menulis adalah untuk menyebarkan pengetahuan saya. Seperti halnya tujuan tulus seorang guru.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Siswa Kesulitan Membaca, Terapi Bermaian Solusinya

15 Januari 2024   10:00 Diperbarui: 15 Januari 2024   10:32 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Kurnia Nur Permatasari

Yaitu permasalahan yang muncul dari luar pribadi peserta didik. faktor eksternal ini berasal dari :

a. Faktor keluarga

Kurangnya perhatian orang tua dalam memberikan kasih sayang,menemani dan mendukung proses belajar, lingkungan keluarga yang toxic, dan tidak ada waktu belajar di rumah dapat mempengaruhi proses belajar anak.

b. Faktor lingkungan sosial

Jika lingkungan sekolah dan tempat tinggal dipenuhi dengan hal negativ seperti perundungan dapat menyebabkan perkembangan peserta didik terhambat.

Kendati guru telah mencari tahu faktor penyebab dengan mengobservasi peserta didik di sekolah,hal itu tidak cukup memperjelas penyebab peserta didik tidak bisa membaca. Guru juga perlu mengobservasi keadaan social di lingkungan tempat tinggalnya, dengan cara guru dapat berkunjung ke rumah peserta didik dengan alasan menjali silaturahim. Saat melakukan silaturahim, guru dapat menanyakan kabar, kegiatan peserta didik dan lain sebagainya. Selain berkunjung ke rumah peserta didik, guru juga dapat mengobservasi dari jauh maupun dari dekat saat peserta didik bermain dengan teman sebayanya.

Setelah melakukan deteksi dini dan observasi, guru hendaknya melakukann kerja sama dengan berbagai pihak seperti guru bk dan wali murid untuk mencari tahu solusi mengatasi disleksia. 

Hal ini dilakukan agar dapat menghasilkan solusi yang lebih efektif. Bekerja sama dengan guru BK dapat membantu menemukan penyebab munculnya disleksia terkhususnya pada segi psikologis, kemudian dapat menyusun program yang sesuai dengan karakter dan gangguan peserta didik sehingga proses penangan dapat berjalan dengan lancar tampa muncul efek samping. Selain membantu membuat program penangana, guru BK juga dapat turun langsung dalam menangani disleksia sehingga akan mempercepat menyembuhan. 

Di sisi lain, bekerja sama dengan orang tua juga harus dilakukan guru karena bagaimanapun orang tua berhak tahu bagaimana kondisi buah hatinya. Orang tua juga yang lebih tahu bagaimana perkembangan dan kepribadian peserta didik sehingga guru dapat membuat program penanganan sesuai dengan kepribadian dan perkembangan peserta didik.

 Bekerja sama dengan orang tua,juga dapat membantu keberlanjutan program. Sebuah program penangan kesulitan belajar tidak akan berkembang jika dilakukan hanya di sekolah. Orang tua dapat membantu peserta didik dalam melatih membaca di rumah dengan cara melakukan program sesuai dengan anjuran guru bk. 

Hal ini dilakukan agar peserta didik tidak melupakan kosa kata yang baru dipelajari. Perhatian orag tua juga dapat menjadi dorongan agar peserta didik semangat belajar. Saling berkomunikasi antara orang tua dan anak juga dapat mengembangkan ekspresi, memperbanyak kosa kata dan mengetahui perkembangan membaca anak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun