Kasimin menambahkan, "Jika suara-suara itu masih saya dengar besok, saya betul-betul akan mencakar-cakar wajah mereka dengan mulut saya, ya dengan mulut."
"Kamu harus tetap mendengar apa yang saya tegaskan padamu," Marliang mendekati Kasimin hingga wajah mereka begitu dekat.
"Saya khawatir, amarah saya yang besar sehingga saya tidak mampu mendengar kata-katamu lagi," Kasimin menimpali sendiri ucapannya sebelum didahului Marliang, "Atau kamu harus melakukan sesuatu kepada mulut saya agar tidak mencakar-cakar wajah mereka. Apa yang akan kamu lakukan?"
Marliang menjatuhkan pandangan ke lantai sesaat, beberapa detik kemudian ia kembali memandang wajah Kasimin, jari-jari tangannya meraba mulut suaminya, "Saya akan menutup mulutmu ini, dengan selotip, lalu saya menjahitnya."[]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H