Mohon tunggu...
Mawan Sastra
Mawan Sastra Mohon Tunggu... Koki - Koki Nasi Goreng

penggemar fanatik Liverpool sekaligus penggemar berat Raisa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen ǀ Perempuan yang Ingin Membunuh Malaikat Maut

28 Desember 2017   08:52 Diperbarui: 28 Desember 2017   23:14 2658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Getty Images

Ventilasi yang ada kututup rapat-rapat. Anakku harus lahir dengan selamat. Kuharap ia bukan lagi tumbal atas kesalahan masa lalu kedua orang tuanya yang mengabaikan seruan adat dan agama. Persetubuhan terlarang di masa lampau kuharap tidak lagi menjadikan anakku sebagai tumbalnya.  

Masih kuingat persalinanku yang pertama. Betapa kejamnya Malaikat Maut. Belum sempat saya memeluk anakku. Ia merampasnya dari tangan bidan. Kulihat dengan mata kepalaku sendiri. Tangan lancang Malaikat Maut itu, ia masukkan ke dalam kerongkongan anakku. Lalu nyawanya ia cabik-cabik. 

Persalinanku yang kedua juga begitu. Begitu suara tangis anakku terdengar. Dan suamiku ingin mengazaninya. Lagi-lagi Malaikat Maut menampakkan kekejamannya. 

Ia merampas anakku dari tangan bidan. Ia julurkan tangan panjangnya memasuki mulut anakku. Ia cari nyawanya lalu ditarik tanpa belas kasih. Kali ini tidak kubiarkan Malaikat Maut untuk berbuat seenaknya. 

Jika dahulu saya hanya bisa bungkam. Kali ini saya tidak akan tinggal diam. Akan kucekik leher Malaikat Maut. Entah, siapa duluan yang mati. Jelasnya saya ingin membunuh malaikat maut apabila ia berani menampakkan wajahnya di ruangan ini.

Rupanya anak yang kukandung ini, tidak sabar lagi ingin melihat kekejaman dunia. Sabarlah sedikit anakku, Indo belum datang. Lagi pula dunia tidak seindah cerita-cerita iblis padamu. 

Di sini penuh kebobrokan, suatu saat kau akan jijik dengannya. Banyak pertumpahan darah, permusuhan di mana-mana, pemimpin yang tak layak dan hakim yang tak adil. Itu hanyalah sedikit contoh kecil yang akan kau jumpai di dunia ini. 

Tenanglah anakku, akan kubekali kau dengan sebaik-baik petunjuk. Berpegang padanya kau akan selamat. Mengabaikannya kau akan celaka sebagaimana celakanya kedua orang tuamu. Kuberpesan padamu, jagalah Tuhan! Tuhan pun akan menjagamu. Batinku sambil menahan sakit. 

Akhirnya mereka datang. Suamiku duduk di disampingku. Ia mengusap wajahku yang berkeringat. Sedangkan Indo Lambesunga mengambil posisi di bawah selangkanganku. 

Saat segala sesuatunya sudah siap. Indo Lambesunga memintaku mengejan. Hanya tiga kali saya mengejan, terdengar tangisan bayi meraung-raung di keheningan malam.  

Belum  jua saya tahu jenis kelamin anakku, bahkan ia belum benar-benar bersih. Kulihat dengan mata kepalaku sendiri Malaikat Maut yang selama ini datang menampakkan batang hidungnya saat persalinanku. Ia kembali lagi, kulihat keluar dari tubuh Indo Lambesunga yang sedang membersihkan anakku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun