Mohon tunggu...
Mawan Sastra
Mawan Sastra Mohon Tunggu... Koki - Koki Nasi Goreng

penggemar fanatik Liverpool sekaligus penggemar berat Raisa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen ǀ Perempuan yang Ingin Membunuh Malaikat Maut

28 Desember 2017   08:52 Diperbarui: 28 Desember 2017   23:14 2658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Getty Images

Niuri Tobattang dipercaya sebagai upaya penyelamatan terhadap bayi yang baru lahir. Dasar suamiku yang terlalu modern enggan lagi percaya dengan tradisi  seperti itu. Tidak ada kaitannya katanya antara proses persalinan dengan Niuri Tobattang. Ia terlalu ilmiah, selalu mengesampingkan tradisi adat. 

"Niuri Tobattang, bukan hanya tradisi belaka. Di dalamnya ada simbol doa untuk keselamatan bayi kita nantinya," tegasku padanya. Tetap saja ia keras kepala.

***

Tiba saatnya bayi yang kukandung sudah tidak sabaran ingin segera menyaksikan betapa menjijikkannya dunia. Perutku terasa sakit. Kuminta pada suamiku untuk menjemput Indo Lambesunga. 

Di saat-saat genting seperti ini masih saja suamiku sempat mendebatku. Dari dulu ia meragukan kesaktian jampi-jampi Indo Lambesunga. Yang ia takutkan Indo Lambesunga gagal membendung kedatangan malaikat maut.

Wajar suamiku khawatir seperti itu. Memang, tiga kasus persalinan terakhir yang ditangani Indo Lambesunga selalu mengalami kegagalan. Bayinya memang lahir dengan selamat tapi sang ibu nyawanya direnggut oleh malaikat maut. Karena itulah sehingga orang-orang pada meragukan kesaktian Indo Lambesunga. 

"Kamu harus melahirkan di puskemas. Itu seruan pemerintah," ucap suamiku mengemas pakaianku dimasukkan ke dalam tas.

"Saya mau melahirkan di rumah saja. Sekali pun harus membayar denda. Sudah cukup dua anak kita mati di tangan bidan. Tidak! Cepat panggil Indo!" Perkataanku diabaikan lagi oleh suamiku. Ia memaksaku keluar rumah, ingin membawaku ke puskesmas. 

Tapi saya bersikeras menolak. Kurasakan bayi yang kukandung semakin ganas di dalam rahimku. Ia semakin tidak sabaran untuk menyaksikan betapa menjijikkannya dunia. 

Suamiku kaget saat melihat cairan mengalir dari selangkanganku menuju paha hingga ke kaki. Ketubanku sudah pecah. "Panggil Indo!" teriakku. Secepat kilat menaiki motornya lalu menuju rumah Indo Lambesunga. Sekuat tenaga saya kembali memasuki rumah. Saya berbaring di atas ranjang. 

Ruangan inilah yang akan kujadikan sebagai tempat persalinanku. Jauh-jauh hari sudah kusiapkan segala sesuatunya. Tak kubiarkan celah barang setitik pun untuk Malaikat Maut masuki. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun