Niuri Tobattang dipercaya sebagai upaya penyelamatan terhadap bayi yang baru lahir. Dasar suamiku yang terlalu modern enggan lagi percaya dengan tradisi seperti itu. Tidak ada kaitannya katanya antara proses persalinan dengan Niuri Tobattang. Ia terlalu ilmiah, selalu mengesampingkan tradisi adat.
"Niuri Tobattang, bukan hanya tradisi belaka. Di dalamnya ada simbol doa untuk keselamatan bayi kita nantinya," tegasku padanya. Tetap saja ia keras kepala.
***
Tiba saatnya bayi yang kukandung sudah tidak sabaran ingin segera menyaksikan betapa menjijikkannya dunia. Perutku terasa sakit. Kuminta pada suamiku untuk menjemput Indo Lambesunga.
Di saat-saat genting seperti ini masih saja suamiku sempat mendebatku. Dari dulu ia meragukan kesaktian jampi-jampi Indo Lambesunga. Yang ia takutkan Indo Lambesunga gagal membendung kedatangan malaikat maut.
Wajar suamiku khawatir seperti itu. Memang, tiga kasus persalinan terakhir yang ditangani Indo Lambesunga selalu mengalami kegagalan. Bayinya memang lahir dengan selamat tapi sang ibu nyawanya direnggut oleh malaikat maut. Karena itulah sehingga orang-orang pada meragukan kesaktian Indo Lambesunga.
"Kamu harus melahirkan di puskemas. Itu seruan pemerintah," ucap suamiku mengemas pakaianku dimasukkan ke dalam tas.
"Saya mau melahirkan di rumah saja. Sekali pun harus membayar denda. Sudah cukup dua anak kita mati di tangan bidan. Tidak! Cepat panggil Indo!" Perkataanku diabaikan lagi oleh suamiku. Ia memaksaku keluar rumah, ingin membawaku ke puskesmas.
Tapi saya bersikeras menolak. Kurasakan bayi yang kukandung semakin ganas di dalam rahimku. Ia semakin tidak sabaran untuk menyaksikan betapa menjijikkannya dunia.
Suamiku kaget saat melihat cairan mengalir dari selangkanganku menuju paha hingga ke kaki. Ketubanku sudah pecah. "Panggil Indo!" teriakku. Secepat kilat menaiki motornya lalu menuju rumah Indo Lambesunga. Sekuat tenaga saya kembali memasuki rumah. Saya berbaring di atas ranjang.
Ruangan inilah yang akan kujadikan sebagai tempat persalinanku. Jauh-jauh hari sudah kusiapkan segala sesuatunya. Tak kubiarkan celah barang setitik pun untuk Malaikat Maut masuki.