Mohon tunggu...
KUNTJOJO
KUNTJOJO Mohon Tunggu... Lainnya - Saya menikmati menulis karena saya senang bisa mengekspresikan diri dan ide-ide saya.

"Menulis sesuatu yang layak dibaca atau melakukan sesuatu yang layak ditulis."

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapa Remaja Cenderung Melakukan Tindakan Berisiko dan Bagaimana Strategi Pencegahannya?

29 November 2022   09:55 Diperbarui: 29 November 2022   13:14 833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang tua perlu mendiskusikan perilaku yang dapat diterima dan menetapkan batasan yang jelas untuk mencegah pengambilan risiko yang berbahaya. Namun, yang lebih penting adalah orang tua harus menjelaskan alasan di balik batasan mereka. Mendiskusikan alasan di balik batasan dengan remaja dan praremaja dapat membantu mereka mengembangkan proses pengambilan keputusan yang mendasari pilihan perilaku mereka.

5. Mendiskusikan tentang Perilaku Berisiko

Selain pengawasan, orang tua dapat mencegah perilaku menyimpang dengan berkomunikasi secara terbuka dan mendidik anaknya. Remaja yang dididik tentang risiko yang terkait dengan perilaku sembrono cenderung memiliki lebih sedikit masalah. Bantu mereka mempertimbangkan risiko dalam berbagai situasi. Diskusikan dampak kesehatan fisik atau mental yang merugikan ketika terjadi kesalahan. Remaja yang mendapatkan informasi tentang seks dari orang tuanya cenderung kurang terpengaruh oleh teman sebayanya dalam hal perilaku seksual. Tetapi dengan tidak adanya pendidikan dan komunikasi dari orang tua, remaja dapat beralih ke teman sebayanya untuk mendapatkan informasi.

6. Mengupayakan Cari Pengobatan untuk Trauma

Penting bagi remaja yang mengalami trauma, seperti pelecehan, untuk menerima perawatan kesehatan mental. Salah satu akibat dari kekerasan terhadap anak adalah bahwa remaja yang dianiaya kemungkinan besar akan mengalami trauma. Setelah peristiwa traumatis, remaja hendaknya mendapatkan layanan konseling oleh ahli kesehatan mental meskipun mereka tampak baik-baik saja.

DAFTAR PUSTAKA

American Psychological Association. (2002). Developing Adolescents: A Reference for Professional. Washington: American Psychological Association.

Broderick, P.C.  & Blewitt, P. (2015). The Life Span: Human Development For Helping Professionals. Boston: Pearson.

Gross, R. (2013).  Psychology: The Science of Mind and Behaviour. Buku Kedua. (Alih Bahasa: Drs. Helly Prajitno Soetjipto dan Dra. Sri Mulyantini Soetjipto) Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

http://yogya.inews.id/amp/berita/miris-sepanjang -2022-jpw-catat-ada-12-kali-aksi-klitih-di-yogyakarta.

Kail, R.V. & Cavanaugh, J.C. (2016). Human Development: A Life-Span View. Boston: Cengage Learning.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun