Mohon tunggu...
Sekundus Septo Pigang Ton
Sekundus Septo Pigang Ton Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

SEORANG MUSIKAL

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kebahagiaan Sejati sebagai Tujuan Peziarahan Manusia

4 April 2022   10:12 Diperbarui: 4 April 2022   11:58 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan ketika kebahagiaan itu didasari oleh perbuatan baik maka ia tidak pernah menyerah dengan tantangan hidup seperti apapun keadaannya baik miskin, kaya, mempunyai kekuasaan ataupun tidak, baginya itu bukanlah persoalan, karena yang diutamakan adalah kebaikan yang mengantarnya pada kebahagiaan sejati.

 Kebahagiaan dalam Allah

 Mengenai kebahagiaan batiniah, Thomas Aquinas menulis demikian bahwa, Allah adalah asal dan tujuan tertinggi kehidupan manusia. Dari Allah mengalir segala kebaikan dan kepada-Nya segala kebaikan dan kebahagiaan memperoleh kesempurnaanya.[16] Dalam pernyatan ini bisa dijelaskan bahwa kebahagiaan tertinggi yang harus dirasakan setiap manusia itu tidak terletak pada dunia materi, hal yang indrawi ataupun makluk ciptaan. Karena dunia materi ini sifatnya binasa. Ketika materi itu binasa kebahagian itu tidak lagi dirasakan. Sehingga bagaimana manusia sebagai makluk berakal budi mencari kebahagiaan sejati. Menurutnya untuk mencapai kebahagiaan itu ada empat hal yang harus dilakukan setiap manusia. 

Pertama, kasih yang terarah pada tujuan itu. Kedua, keinginan yang tidak lain merupakan semacam gerakan ke arah tujuan dan tindakan-tindakan yang berasal dari keinginan itu. Ketiga, Harus ada forma yang diterima oleh intelek. Keempat, ada kebahagiaan, yang dirasakan pada akhir dari proses pencarian.[17] 

 Untuk mencapai kebahagiaan tertinggi dalam Allah manusia tentu harus  memiliki keempat hal tersebut yaitu, kasih yang terarah padanya, ketika memiliki kasih pastilah memiliki sebuah kerinduan untuk memandang Allah. Sehingga manusia terus melakukan perbuatan-perbuatannya untuk mencapai sebuah tujuan yang tertinggi dan pada akhirnya dengan menggunkan intelek, manusia bisa memahami Allah itulah kebahagiaan sejati hasil dari penglihatan dan pertemuan dengan  Allah.

 Kesimpulan

 Bahagia merupakan keadaan batin yang seharusnya dimiliki setiap orang. Kehidupan manusia sebagai peziarah tiada lain adalah mencari kebahagiaan sejati. Kebahagiaan sejati juga merupakan pemaknaan kebahagiaan tidak dalam arti sempit, yang hanya meletakan kebahagiaan tersebut pada unsur meteri, kekayaan duniawi semata yang sifatnya fana hancur dalam berlalunya waktu.

Tetapi kebahagiaan sejati terletak pada pemeliharaan batin. Jika hati dan batin setiap orang merasa bahagia dari dalan dirinya maka tidak menuntutnya untuk mengejar kebahagiaan mengenai harta, kekayaan dan melakukan sesuatu yang hanya memuaskan sesaat untuk kepentingan pribadi.

Dan ketika hatinya terasa bahagia maka terciptalah rasa damai, tenang relasi hidup bersamapun akan semakin terpelihara dan menjauhi segala kejahatan yang bersifat menghancurkan diri sendiri maupun sesama.

Relasi yang baik dengan sesama mecerminkan bahwa kebahagiaan menjadi alasan dasar bagi setiap orang untuk hidup bersama membengun hidup yang baik. Sehingga pada akhirnya kebahagiaan itu tidak hanya membuat orang untuk bisa berelasi dengan sesamanya tetapi berelasi dan hidup dengan Allah yang merupakan sumber kebahagiaan sejati di mana kebahagiaan itu tiada akhirnya.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun