Mohon tunggu...
Kundiharto
Kundiharto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Psychology Student

Deep interest in the fields of Information Technology, Psychology, Marketing, Management, and Entrepreneurship

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bukan Cuma Lima! Kenali 8 Tahap Kebutuhan Manusia Menurut Maslow

4 Desember 2023   04:04 Diperbarui: 4 Desember 2023   05:52 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bayangkan kita jadi 'guru' dalam hal memilih film bagus untuk nonton. Kita merasa puas banget saat teman kita bilang, "Eh, film yang kamu rekomendasiin itu keren banget!". Sederhana, tapi bikin hati hangat.

Atau, saat kita jadi 'coach' kebugaran untuk teman, dan kita lebih bangga melihat mereka mencapai tujuan mereka daripada saat kita sendiri menurunkan berat badan. "Lihat! Ototnya mulai nongol!"

Jadi, itulah, teman-teman, tahap terakhir dari Hierarki Kebutuhan Maslow. Kebutuhan Transendensi ini tentang memberi, bukan menerima. Tentang menjadi bagian dari perjalanan orang lain, dan menemukan kebahagiaan dalam keberhasilan mereka. Ini bukan akhir perjalanan, tapi awal dari perjalanan yang baru dan penuh makna.

Implikasi dari Model Delapan Tahap

Ngomong-ngomong soal Hierarki Kebutuhan Maslow yang sudah 'upgrade' jadi delapan tahap, yuk kita bahas apa sih dampaknya terhadap cara kita memahami motivasi manusia. Juga, kenapa sih tahapan-tahapan tambahan ini kurang populer di omongan sehari-hari? Kayak ada film bagus yang belum banyak yang tahu!

Dampak pada Pemahaman Motivasi Manusia

Lebih Kompleks dan Mendalam: Dengan tambahan tiga tahap ini, teori Maslow jadi kayak puzzle yang lebih lengkap. Sekarang, kita nggak cuma ngomongin kebutuhan dasar dan pencapaian diri, tapi juga kebutuhan untuk mengerti, mengapresiasi keindahan, dan membantu orang lain. Ini kayak menyadari ada banyak layer dalam kue favorit kita.

Menyoroti Kebutuhan Non-Material: Sebelumnya, fokusnya cenderung pada hal-hal yang bisa 'diukur', seperti keamanan dan prestasi. Tapi sekarang, kita juga ngomongin tentang hal-hal yang lebih abstrak, seperti kebutuhan estetika dan transendensi. Ini kayak menyadari bahwa hidup nggak cuma soal punya rumah besar atau mobil keren, tapi juga tentang seni, keindahan, dan kebahagiaan orang lain.

Kenapa Kurang Populer di Diskusi Populer?

Kompleksitas dan Abstraksi: Tahapan tambahan ini lebih 'berat' dan abstrak. Banyak orang lebih suka konsep yang simpel dan langsung 'ngeh', daripada yang butuh pemikiran mendalam. Kayak bedanya antara nonton film laga yang seru dengan film drama yang penuh simbolisme.

Kurangnya Penyebaran Informasi: Karena Maslow menambahkan tahapan ini di akhir hayatnya, dan mungkin karena kurangnya eksposur, tahapan-tahapan ini kurang 'viral'. Ini kayak lagu bagus dari band indie yang belum banyak yang tahu.

Tantangan dalam Pendidikan dan Pelatihan: Di sekolah atau training kerja, yang sering diajarkan itu model lima tahap yang lebih mudah 'dijual' dan dipraktikkan. Menambahkan tiga tahap lagi memerlukan revisi kurikulum dan cara pandang yang baru, dan itu nggak selalu mudah.Humor dalam Keseharian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun