Mohon tunggu...
Kundiharto
Kundiharto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Psychology Student

Deep interest in the fields of Information Technology, Psychology, Marketing, Management, and Entrepreneurship

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Masa Depan Dibangun oleh Pembelajar: Pelajaran dari Disney dan Bob Eiger

24 November 2023   14:29 Diperbarui: 12 Desember 2023   13:57 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Disney Land. (Sumber gambar: Pexels.com/Magda Ehlers)

Momen ini, dalam mata saya, bukan hanya tentang perubahan kebijakan atau strategi. Ini adalah tentang bagaimana sebuah perusahaan raksasa dengan warisan yang mendalam, berusaha untuk tetap relevan dan inovatif dalam menghadapi tantangan yang tidak pernah dihadapi sebelumnya. 

Keputusan Chapek dan dampaknya terhadap Disney merupakan pengingat bahwa dalam bisnis, terutama di industri yang secepat hiburan, tidak ada formula pasti yang abadi. Setiap era membutuhkan pendekatan yang berbeda, dan setiap pemimpin harus mampu membaca serta beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.

Pandemi dan Dampaknya pada Bisnis Disney

Ketika pandemi global melanda, itu seperti badai tak terduga yang menghantam setiap sudut dunia, dan Disney tidak terkecuali. Saya melihat pandemi ini bukan hanya sebagai krisis kesehatan global, tetapi juga sebagai peristiwa yang mengubah fundamental cara kita berinteraksi, berbisnis, dan menikmati hiburan.

Disney, dengan semua taman hiburan, hotel, dan kapal pesiarnya, mendapati dirinya di garis depan dampak pandemi. Taman-taman hiburan yang biasanya dipenuhi suara tawa dan kegembiraan, berubah menjadi sunyi. 

Hotel dan resor yang biasanya ramai, kini sepi. Kapal-kapal pesiar yang selama ini menjelajahi lautan, terdampar. Dari perspektif saya, ini bukan hanya kerugian finansial; ini adalah gambaran nyata dari bagaimana krisis yang tak terduga dapat menghentikan roda bisnis yang sebelumnya tak terhentikan.

Dampak pandemi terhadap bisnis Disney jauh lebih dalam dari sekadar penutupan fisik. Ini tentang bagaimana sebuah perusahaan yang produknya sangat bergantung pada pengalaman langsung dan interaksi manusia, harus mencari cara untuk bertahan dalam dunia di mana interaksi tersebut tiba-tiba menjadi berbahaya. 

Disney harus menghadapi kenyataan bahwa model bisnisnya, yang telah terbukti berhasil selama bertahun-tahun, kini harus diadaptasi, bahkan mungkin diubah total, dalam menghadapi realitas baru ini.

Di tengah semua ini, saya melihat sebuah pelajaran penting: betapa pentingnya fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi dalam bisnis. Pandemi telah mengajarkan kepada kita semua, termasuk kepada raksasa seperti Disney, bahwa tidak ada yang pasti dan bahwa kesiapan untuk berubah adalah kunci untuk bertahan dalam setiap situasi. Bagi Disney, pandemi bukan hanya tantangan finansial; itu adalah ujian atas kemampuannya untuk berinovasi dan berubah sesuai dengan tuntutan zaman yang tak pernah bisa diprediksi.

Kebijakan Kontroversial Chapek dan Konflik Internal

Dalam menavigasi kapal Disney melalui badai pandemi, Bob Chapek mengambil keputusan yang menimbulkan kontroversi dan konflik internal. Sebagai penulis yang mengikuti cerita Disney dengan detail, saya melihat momen ini tidak hanya sebagai fase transisi kepemimpinan, tetapi juga sebagai era di mana prinsip dan strategi bisnis Disney diuji.

Salah satu kebijakan kontroversial Chapek adalah pendekatan yang sangat berfokus pada profit, yang berbeda dengan gaya kepemimpinan Eiger yang lebih berorientasi pada kreativitas dan inovasi. Bagi saya, kebijakan ini mencerminkan pergeseran filosofi yang mendasar di Disney. 

Disney, yang selama ini dikenal sebagai pembuat mimpi dan cerita, kini tampak lebih terfokus pada garis bawah laporan keuangannya. Keputusan ini, sementara mungkin logis dari sudut pandangan finansial, menimbulkan kekhawatiran di kalangan karyawan dan penggemar tentang arah masa depan Disney.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun