Sebagai CEO Disney, Eiger bukan hanya mengemban tanggung jawab, tetapi juga membawa visi. Visi ini, yang saya amati dengan kagum, tercermin dalam serangkaian akuisisi strategis: Pixar, Marvel, Lucasfilm, dan 21st Century Fox. Setiap akuisisi ini bukan hanya langkah bisnis, melainkan pergerakan catur yang cerdas dalam papan permainan industri hiburan.
Dengan Pixar, Disney memeluk era baru animasi. Marvel membawa semesta superhero yang tak terbatas. Lucasfilm menjanjikan kelanjutan dari saga epik 'Star Wars', dan 21st Century Fox membuka pintu ke perpustakaan konten yang luas. Dalam mata saya, setiap akuisisi ini adalah kisah sukses tersendiri, membentuk Disney menjadi lebih dari sekedar perusahaan hiburan---menjadi sebuah kekuatan budaya global.
Peluncuran Disney Plus dan Ekspansi Lainnya
Ekspansi terbesar dan paling berani di bawah Eiger, menurut pandangan saya, adalah peluncuran Disney Plus. Ini bukan sekedar tentang menambahkan layanan streaming ke portofolio Disney; ini adalah tentang menyesuaikan diri dengan perubahan cara konsumen menikmati hiburan. Disney Plus bukan hanya platform; itu adalah pengakuan bahwa masa depan hiburan berada di tangan digital.
Lewat Disney Plus, Eiger menunjukkan keahliannya tidak hanya dalam mengakuisisi aset, tetapi juga dalam inovasi dan adaptasi. Platform ini menawarkan akses langsung ke hati penggemar Disney, menghidupkan kembali karakter dan cerita yang dicintai dalam format baru. Bagi saya, Disney Plus bukan hanya sebuah layanan; itu adalah manifesto dari Disney yang bertransformasi---Disney yang siap untuk era baru.
Perjalanan karir Bob Eiger di Disney adalah sebuah kisah tentang visi, keberanian, dan transformasi. Setiap langkahnya, dari ABC hingga puncak Disney, adalah cerita tentang bagaimana seorang pemimpin dapat membawa perubahan dan inovasi, tidak hanya untuk sebuah perusahaan, tetapi untuk sebuah industri keseluruhan.
Tantangan dan Keputusan Kontroversial
Resignasi Eiger dan Penurunan Kinerja di Bawah Kepemimpinan Bob Chapek
Dalam narasi epik Disney, resignasi Bob Eiger sebagai CEO merupakan titik balik yang krusial. Bagi saya, yang telah menyaksikan perjalanan Disney dengan penuh minat, keputusan ini bukan hanya pergantian kepemimpinan biasa.Â
Ini adalah momen ketika sang kapten meninggalkan kemudi, di saat kapalnya masih berlayar di lautan luas. Eiger, dengan segala prestasinya, meninggalkan warisan yang mengesankan namun juga beban yang berat bagi penggantinya.
Masuknya Bob Chapek sebagai CEO menandai babak baru yang penuh tantangan. Dari sudut pandang saya, Chapek menghadapi dua tantangan besar: mempertahankan momentum yang telah dibangun oleh Eiger dan mengadaptasi Disney ke dalam realitas pasar yang berubah cepat.Â
Namun, apa yang terjadi selanjutnya adalah serangkaian keputusan dan peristiwa yang menimbulkan kontroversi dan menandai penurunan kinerja Disney.
Penurunan ini, menurut observasi saya, bukan hanya terlihat dari angka-angka finansial, tetapi juga dari keputusan-keputusan yang kurang populer di mata publik dan komunitas industri.Â
Beberapa kebijakan Chapek, terutama yang berkaitan dengan strategi konten dan manajemen sumber daya manusia, menimbulkan kekhawatiran tidak hanya di antara penggemar tetapi juga di kalangan internal perusahaan. Bagi saya, era Chapek menjadi representasi dari sebuah perusahaan yang sedang berusaha menavigasi di tengah perubahan, namun belum menemukan formula yang tepat.