Dengan tidak mengurangi rasa hormat dan bangganya saya terhadap enkau, wahai Guru di seluruh dunia tanpa terkecuali, jika sekarang engkau merasa tidak dihargai izinkan saya bertanya, pernahkah engkau berkaca bagaimana engkau memperlakukan murid? Apakah engkau sudah memperlakukan murid dengan semestinya Guru ? Jika engkau merasa bahwa Guru berhak bersikap seenaknya maka bisa dipastikan murid akan melakukan hal yang sama.
Akun Y :Â
Tempat duduk beliau saja sangat kita hormati apalagi orangnya. Di sinilah kurangnya pendidikan yang lebih condong ke ilmu ketimbang adab.
Akun Z :Â
Sedih rasa jadi Guru di zaman ini. Sekolah sudah gratis, dapat seragam dan peralatan sekolah tapi minat peserta didik untuk belajar bisa dikatakan tidak ada, Orang Tua pun rasanya sudah tak perhatian lagi dengan proses belajar putra putrinya. Bila diberi laporan perilaku anak di sekolah, cuek, diminta datang ke sekolah tidak merespon sama sekali. Begitu ada kejadian yang merugikan anak dengan mudahnya menyalahkan dan melaporkan guru ke Instansi terkait. Kalau orang tua model kayak gini, hampir bisa dipastikan anaknya, maaf, tak punya adab kepada Guru.Â
Begitulah kiranya ulasan yang kunukil dari ratusan komentar. Sudut pandang yang berbeda-beda tentu makin menguatkan juga saling lempar tugas, siapa pastinya yang bertanggung jawab.Â
Perilaku anak-anak yang sering menggeser atau menduduki kursi guru di dalam kelas tentu menjadi fenomena yang menarik. Di balik tindakan sederhana ini, tersimpan berbagai kemungkinan makna dan implikasi yang perlu kita cermati.
Mengapa Hal Ini Terjadi?
Beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab perilaku ini antara lain:
- Eksplorasi dan Rasa Ingin Tahu:Â Anak-anak pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Menggeser kursi guru bisa menjadi cara mereka untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar dan mencari tahu apa yang akan terjadi.
- Menantang Batasan: Anak-anak seringkali ingin menguji batas-batas yang telah ditetapkan. Dengan menggeser kursi guru, mereka mungkin mencoba untuk melihat sejauh mana mereka bisa "melanggar" aturan yang ada.
- Mencari Perhatian:Â Terkadang, anak-anak melakukan tindakan yang tidak biasa untuk mendapatkan perhatian dari teman-teman atau guru. Menggeser kursi guru bisa menjadi cara mereka untuk menarik perhatian dan menjadi pusat perhatian.
- Mimikri Perilaku Dewasa:Â Anak-anak seringkali meniru perilaku orang dewasa di sekitar mereka. Jika mereka melihat guru atau orang lain sering menggeser kursi, mereka mungkin menirukan tindakan tersebut.
- Ekspresi Ketidaknyamanan:Â Dalam beberapa kasus, menggeser kursi bisa menjadi cara anak-anak untuk mengekspresikan ketidaknyamanan atau kebosanan di dalam kelas.
Dampak dan Implikasi
Perilaku ini, meskipun terlihat sederhana, dapat memiliki dampak yang cukup signifikan, baik bagi anak itu sendiri maupun bagi lingkungan belajar. Beberapa dampak yang mungkin terjadi antara lain:
- Gangguan Proses Belajar Mengajar: Tindakan menggeser kursi dapat mengganggu konsentrasi siswa lain dan mengganggu jalannya proses belajar mengajar.
- Menciptakan Ketidaknyamanan: Perilaku ini dapat membuat guru merasa tidak nyaman dan kurang dihargai.
- Menunjukkan Kurangnya Disiplin:Â Menggeser kursi tanpa izin dapat dianggap sebagai tindakan indisipliner.
- Mengurangi Rasa Hormat:Â Tindakan ini dapat mengindikasikan kurangnya rasa hormat terhadap guru dan lingkungan belajar.
Apa yang Bisa Dilakukan?
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan pendekatan yang komprehensif. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:
- Komunikasi yang Efektif:Â Guru perlu berkomunikasi dengan siswa secara terbuka dan jujur tentang mengapa perilaku tersebut tidak diizinkan dan apa dampaknya.
- Membangun Hubungan Positif:Â Membangun hubungan yang positif dengan siswa akan membuat mereka lebih terbuka untuk menerima aturan dan arahan dari guru.
- Memberikan Aktivitas yang Menarik:Â Dengan memberikan aktivitas yang menarik dan menantang, siswa akan lebih fokus pada pembelajaran dan mengurangi keinginan untuk melakukan tindakan yang mengganggu.
- Memberikan Konsekuensi yang Jelas: Jika perilaku tersebut terus berlanjut, guru perlu memberikan konsekuensi yang jelas dan konsisten.
- Melibatkan Orang Tua: Orang tua perlu dilibatkan dalam upaya untuk mengatasi masalah ini. Guru dapat bekerja sama dengan orang tua untuk memberikan konsistensi dalam mendisiplinkan anak di rumah dan di sekolah.
Kesimpulan
Perilaku anak-anak yang sering menggeser kursi guru merupakan fenomena yang kompleks. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan pemahaman yang mendalam tentang penyebabnya dan pendekatan yang tepat.Â