Akun H :Â
Dikit-dikit HAM, murid terlalu diberi pembelaan, beberapa Orang Tua tidak menghargai Guru dan itu ditiru anak-anaknya.Â
Akun I :Â
Saya pernah di situasi demikian. Ketika saya tanya ke anak-anak, mereka tidak ada inisiatif untuk mencarikan kursinya. Lantas saya merenung, dosa apa yang saya perbuat dulu kepada Guru-Guru saya sampai seperti ini kejadiannya.
Akun J :Â
Bukan hanya duduk-duduk saja, bahkan ada bekas sepatu dan itu tidak dibersihkan sebelumnya.
Akun K :Â
Karena kalau dulu Guru menempatkan harga dirinya di atas murid tapi penuh adab, sopan santun dan mendidik dengan tegas penuh wibawa. Sekarang, Guru menganggap muridnya sebagai teman dan partner kerja, lalu jika muridnya tidak menghormati Guru siapa yang tepat disalahkan ? Di pegunungan masih bertahan anak-anak begitu menghormati Guru-gurunya.
Akun L :Â
Apakah masih ada pelajaran PMP di sekolah ? Yang membuat hancur murid ya kurikulum  yang sedikit-sedikit diganti. Teknologi makin canggih dan kurangnya kepedulian Orang Tua menasehati anaknya karena sibuk dengan gadget. Lalu ditambah ketatnya hukum yang tidak membolehkan murid dihukum, pendidikan moral bangsa ini sedang tidak baik-baik saja.
Akun M :Â