Permasalahan utama untuk Angkatan Laut adalah fakta bahwa ibukota baru akan terletak persis di samping ALKI II (Alur Laut Kepulauan Indonesia II), sehingga akan ada banyak lalu lalang kapal, baik kapal perang maupun kapal barang, sehingga sangat krusial bagi TNI-AL untuk mendapatkan prioritas dalam pendanaan, terutama perlengkapan radar dan kapal patroli.
Terlebih jarak antara ibukota baru dengan perbatasan terluar laut territorial hanya sekitar 470 Nm (Nautical Mile). Sebuah kapal pengangkut tentara dengan kecepatan 10 Knot bisa mencapai bibir pantai dekat ibukota baru dalam 2 hari.
Skenario simulasiÂ
Skenario Decapitation Strike:
16 Agustus 2025
10:00 WITA Sebuah kapal berlayar di perairan internasional Laut Sulawesi, 160 Nm utara Provinsi Gorontalo (masuk ZEE Indonesia), kapal tersebut membawa rudal P-800 Oniks. Pada jarak 470 Nm dari ibukota negara, kapal tersebut meluncurkan 2 rudalnya.
Rudal tersebut naik ke ketinggian 1000 meter (3000 kaki) dan menyalakan motor supersonic dengan trayektori landai (dibawah jangkauan Radar SatRadar 235 Tarakan dengan minimum detection altitude 44.000 kaki pada jangkauan maksimum dan 10.000 kaki pada minimum range)
10:15 WITAÂ Radar early warning Lanal Sangatta menunjukkan dua obyek berkecepatan supersonic masuk wilayah Republik Indonesia, petugas jaga melakukan diagnostik radar untuk memastikan bahwa itu bukan kesalahan sistem, sambil memanggil kepala piket.
10:17 WITA Diagnostik selesai, obyek diidentifikasi positif sebagai rudal P-800, kepala piket menelepon DANLANAL sebagai komandan untuk diteruskan kepada KOARMABAR.
10:18 WITA DANLANAL menelpon KOARMABAR untuk meneruskan kabar tersebut.
10:19 WITA KOARMABAR meminta dipastikan bahwa itu adalah positive ID, petugas jaga memastikan bahwa itu adalah positive ID.