Mohon tunggu...
Kanjeng Senopati
Kanjeng Senopati Mohon Tunggu... Ilustrator - K.R.M.H. Tommy Agung Hamidjoyo. SE

Spiritual Analysis

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Sejarah Ajaran Kapitayan Bukan Agama Asli Orang Jawa Kuno

22 Januari 2022   21:26 Diperbarui: 22 Januari 2022   22:04 30474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Maka kadang keyakinan ini seolah-olah keyakinan pemujaan kepada alam tapi sebenarnya tidak. Karena menurut mereka di alam diyakini terdapat energi besar karena Tuhan menitis ke alam tersebut, menurut keyakinan mereka.

Keyakinan-keyakinan ini tidak dikenal sama sekali oleh para leluhur kita para Kapitayan yang lurus baik dari generasi pertama maupun leluhur generasi kedua.
 
Generasi terakhir dari para leluhur kita ini mencari tempat spiritual seperti di gua-gua, gunung-gunung, di lembah, dipohon besar, di sungai, danau dan lautan. Keyakinan mereka ciptakan sendiri. Ini semua tidak lepas dari campur tangan dari golongan ghaib (bangsa jin) waktu itu yaitu yang dipanggil sebagai Dahnyang Semar.

Ajaran Kapitayan atau Kapitayat adalah suatu keyakinan baru yang memuja sembahan utama yang disebut Sanghyang Taya, yang artinya Maha Kuasa yang Maha Tunggal yang bermakna hampa, kosong, suwung, atau awang-uwung.

Ajaran Kapitayan terus berkembang sebelum masuknya ajaran Hindu Budha ke jawa dan keseluruh nusantara.

Pada masa itu diseluruh kerajaan nusantara tidak ada lagi yang mengenal ajaran generasi pertama yaitu ajaran agama samawi Nabi Sulaiman sebagai ajaran luhur adiluhung syariat Nabi Allaah Sulaiman yang mengutamakan tauhid, menjunjung adab, budi pekerti, norma susila cara bergaul antara laki dan wanita dan berpakaian yang penuh dengan adab tinggi, penuh dengan kedamaian dan ketenteraman seperti pada masa leluhur generasi pertama.

SALAH BESAR bahwa Kapitayat adalah agama asli atau keyakinan asli orang jawa kuno para leluhur kita. Sebab sebelum munculnya Kapitayat di nusantara para leluhur kita telah memiliki ajaran luhur yang jauh umurnya lebih tua yaitu ajaran luhur tauhid syariatnya Nabi Allaah Sulaiman sebagai keyakinan spiritual asli kepercayaan manusia melayu kuno yaitu Proto Melayu dan Deutro Melayu.

Maka tidak heran dalam ajaran Kapitayat dasar keyakinannya seperti ajaran Islam yaitu berkeyakinan  menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa atau Maha Tunggal dan Tuhan tidak diserupakan atau digambarkan oleh makhluk apapun, kenapa demikian?

Karena memang dasar fundamen ajaran Kapitayan adopsi dari ajaran tauhid Islam itu sendiri sebagai agama samawi (agama langit) dari sisa-sisa ajaran para leluhurnya sebelumnya yaitu ajaran tauhid yang lebih dahulu hadir di bumi nusantara. Tapi kemudian telah luntur dan hilang begitu saja setelah ribuan tahun kemudian sebagai ajaran asli para leluhur orang jawa dan sumatra sebagai ras melayu kuno.

Ajaran asli para leluhur yaitu ajaran tauhid agama samawi sebagai warisan Adiluhung sejati kamulyaning sejagat wasesa yang dibawa oleh Nabi Allaah Sulaiman telah hilang dan punah pada Generasi terakhir dari para leluhur.

Karena generasi terakhir dari para leluhur ini telah berpedoman kepada pikiran perasannya masing manusia, berdasarkan halu mereka sendiri mereka hanya gunakan dzon-dzon (prasangka) dewe dalam menilai yang dianggap "kebenaran sejati".

Akhirnya memunculkan pemikiran ekstrim radikal paganis dengan berkeyakinan yang penting kita cukup eling saja atau cukup "ingat" saja kepada Tuhan Yang Maha Kuasa tidak perlu mengamalkan syariat "sembahyang" sebagai bentuk penyembahan seorang hamba kepada pencipta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun