MATERI PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS XII
SMA NEGERI 1 POCO RANAKA
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
Â
3.1 KD : SURAT LAMARAN PEKERJAAN
TUJUAN PEMBELAJARAN :
- Siswa mampu mengidentifikasi surat lamaran pekerjaan
- Siswa mampu mengidentifikasi isi dan sistematika surat lamaran pekerjaan
- Siswa mampu mengidentifikasi kaidah kebahasaan susrat lamaran pekerjaan
- siswa mampu menulis surat lamaran pekerjaan
- siswa mampu mempresentasikan surat lamaran pekerjaan yang telah disusun
- Pengertian
- Surat lamaran pekerjaan adalah surat yang digunakan seorang pelamar kerja untuk mengajukan diri kepada instansi atau perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan atau jabatan. Surat ini bersifat resmi sehingga bahasa yang digunakan adalah bahasa formal.
- Unsur-Unsur Surat Lamaran Pekerjaan
- Mengingat fungsinya yang cukup krusial, surat ini perlu disusun sebaik-baiknya dengan memperhatikan unsur atau struktur surat. Berikut adalah unsur-unsur Surat Lamaran Pekerjaan:
- Tesis (Pernyataan Umum), bagian ini memuat salam pembuka, pembuka dan biodata pelamar.
- Argumentasi, menyajikan alasan untuk menerima pelamar, bagian ini memuat informasi pendukung kompetensi pelamar meliputi fotokopi Ijazah, Curriculum Vitae, atau sertifikat yang menunjukkan prestasi.
- Penegasan (Penutup), bagian ini memuat harapan pelamar, salam penutup, nama dan tanda tangan pelamar.
Surat Lamaran Pekerjaan terdiri atas:
- Kepala surat
- Tempat dan tanggal penulisan surat
- Salam pembuka
- Tujuan Surat Lamaran Pekerjaan
- Lampiran persyaratan dari instansi
- Penutup surat
- Tanda tangan dan nama terang pelamar
- Jenis Surat Lamaran Pekerjaan
- Terdapat dua jenis Surat Lamaran Pekerjaan berdasarkan jenis pembuatannya sebagai berikut:
- Surat Lamaran Pekerjaan Model Gabungan, yakni surat digabungkan dengan Riwayat Hidup atau Curriculum Vitae (CV). Artinya CV turut dimuat dalam surat yang akan dikirim.
- Surat Lamaran Pekerjaan Model Terpisah, yakni Riwayat Hidup atau CV dikirimkan sebagai lampiran. Model ini lebih banyak digunakan oleh pelamar karena karakter dalam surat tidak terlalu panjang.
- Kaidah Kebahasaan Surat Lamaran Pekerjaan
- Kaidah atau unsur kebahasaan adalah suatu ketentuan yang perlu diperhatikan dalam menulis sesuatu. Sederhananya, unsur kebahasaan merupakan aturan yang terkait dengan penggunaan bahasa.
- Menggunakan bahasa dan ejaan yang baik dan benar
- Unsur kebahasaan surat lamaran pekerjaan selanjutnya yaitu menggunakan bahasa baku yang baik dan benar. Jika ditulis dalam bahasa Indonesia, tentu harus sesuai dengan EYD.
- Contohnya:
Menggunakan kata "ijazah" bukan "ijasah" - Menggunakan kata "praktik" bukan "praktek"
- Kalimatnya Harus Singkat, Padat, dan Jelas
- Isi Surat Harus Tersampaikan
- Memperhatikan Susunan Penulisan dan Tanda baca
- Contoh Surat Lamaran Pekerjaan
- Â
- Yogyakarta, 10 November 2020
- Yang terhormat
- HRD Manajer PT Maju Mundur
- Jl. Gatot Subroto No. 99, Yogyakarta
- Dengan hormat,
- Berdasarkan informasi yang saya dapat dari iklan lowongan pekerjaan yang tercantum pada surat kabar, saya bermaksud melamar pekerjaan dan ingin bergabung dengan perusahaan Bapak/Ibu di bagian Interpreter Bahasa Jepang. Sebelumnya saya telah berpengalaman selama dua tahun bekerja sebagai penerjemah di sebuah perusahaan.
- Berikut biodata singkat yang dapat saya cantumkan:
- Nama                    : Sudarno Slamet Utomo
- Tempat, Tanggal Lahir       : Bantul, 19 Juli 1994
- Jenis Kelamin              : Laki-Laki
- Pendidikan Terakhir        : S1 Sastra Jepang Universitas Gadjah Mada
- Alamat                   : Jl. Imam Bonjol No.02 Bantul, Yogyakarta
- Nomor Telepon (HP) Â Â Â Â Â Â Â : 082331028786
- E-mail                    : sudarnoeimoet@gmail.com
- Saat ini saya sedang dalam kondisi sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit apa pun dan saya sudah menempuh ujian JLPT Level N1.
- Untuk melengkapi berkas yang diminta, berikut ini saya lampirkan berkas tambahan sebagai persyaratan yang terdiri dari :
- 1. CV/daftar riwayat hidup
- 2. Pasfoto ukuran 34 sebanyak 3 lembar
- 3. Fotokopi ijazah pendidikan terakhir
- 4. Fotokopi SKCK
- 5. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP)
- 6. Fotokopi Surat Pengalaman Kerja
- 7. Surat Keterangan Sehat dari Dokter
- 8. Fotokopi sertifikat JLPT Level N1
- Demikian surat lamaran pekerjaan yang saya buat, sangat besar harapan saya agar Bapak/Ibu dapat mempertimbangkan saya sebagai bagian dari perusahaan Bapak/Ibu dan ikut menyumbangkan kemampuan saya di perusahaan. Atas perhatian dan waktu Bapak/Ibu, saya ucapkan banyak terima kasih.
- Hormat saya,
- Sudarno Slamet Utomo
3.2 KD : TEKS CERITA SEJARAH
TUJUAN PEMBELAJARAN :
- Mengidentifikasi Struktur teks cerita sejarah
- Mengidentifikasi isi teks cerita sejarah
- Mengidentifikasi nilai-nilai cerita (novel) sejarah
- Mengidentifikasi kebahasaan teks cerita sejarah
- Mendata struktur teks cerita sejarah
- Menyusun kembali nilai-nilai dari teks cerita ke dalam teks eksplanasi
- Mempresentasikan, menanggapi, merevisi teks eksplanasi yang disusun
- Pengertian
Teks cerita sejarah adalah Pengertian teks cerita sejarah bisa dipahami juga sebagai suatu teks, yang memuat tentang sebuah penjelasan ataupun penceritaan mengenai suatu fakta serta peristiwa yang terjadi di masa lalu.
Teks cerita sejarah sendiri seringkali akan digunakan, untuk dapat mencari asal usul ataupun latar belakang dari munculnya benda atau terjadinya peristiwa, sehingga mempunyai nilai sejarah.
- Ciri-ciri Teks cerita Sejarah
- Judul dalam teks sejarah mempunyai sifat lebih eksplisit, sedangkan untuk cerita di dalam novel sejarah memang lebih implisit.
- Orientasi yang terdapat di dalam teks sejarah terdiri atas bagian pengantar, tujuan, serta pendahuluan, sedangkan untuk orientasi dalam novel sejarah memuat tentang pengenalan tokoh dan juga latar cerita.
- Komplikasi di dalam teks sejarah mempunyai sifat yang gradual, sedangkan untuk cerita di dalam novel sejarah mengandung sebuah sifat yang hierarkis.
- Resolusi yang berada pada teks sejarah berisikan kesimpulan, sedangkan pada bagian akhir dari novel sejarah berisikan tentang penyelesaian pada sebuah konflik cerita.
- Teks sejarah tidak memiliki koda, sedangkan untuk novel sejarah mempunyai koda.
- Struktur teks cerita sejarah
- Orientasi
- Bagian yang pertama dari struktur teks cerita sejarah, yaitu orientasi. Orientasi ini sendiri bisa dipahami sebagai bagian pengenalan, ataupun pembuka dari sebuah teks cerita sejarah.
- Bagian ini biasanya akan sering menggunakan jenis dari kalimat deskriptif, hal ini disebabkan orientasi yang digunakan penulis, untuk dapat mengenalkan suatu topik kepada para pembaca.
- Urutan peristiwa
- Bagian yang kedua dari struktur teks cerita sejarah, yaitu urutan peristiwa. Urutan peristiwa bisa didefinisikan sebagai suatu rekaman dari peristiwa sejarah yang terjadi, serta bisa disusun secara urut dan juga kronologis.
- Reorientasi
- Bagian yang ketiga dari struktur teks cerita sejarah, yaitu reorientasi. Reorientasi sendiri bisa bersifat opsional, atau bisa digunakan serta bisa tidak digunakan.
- Pada bagian ini, penulis seringkali akan menggunakannya untuk memberikan sebuah komentar pribadi, terhadap isi cerita yang telah disusunnya.
- Reorientasi sendiri terletak pada bagian akhir dari sebuah teks cerita sejarah, sehingga penulis pun berhak untuk melakukan peninjauan kembali mengenai topik yang sudah ditulis, baik itu berbentuk saran ataupun berbentuk kritik.
- Kaidah Kebahasaan
- Menggunakan bentuk lampau
- Misalnya, "Pada masa Demokrasi Terpimpin yaitu dari tahun 1959 hingga 1966, kondisi politik serta perekonomian di Indonesia sangatlah kacau."
- Menggunakan konjungsi pengurut
- Untuk dapat menyambungkan antara satu peristiwa denagn peristiwa yang lain, gunakanlah konjungsi ataupun kata hubung.
- Beberapa konjungsi yang umum untuk digunakan di dalam teks cerita sejarah, yaitu dan, tetapi, kemudian, dan yang lain-lain.
- Menggunakan keterangan dan frasa adverbial
- Adverbial ataupun keterangan, akan digunakan untuk dapat mengungkapkan waktu dan juga cara.
- Adverbial untuk dapat mengungkapkan waktu, contohnya yaitu dahulu, kemarin, pada abad lalu, dan lain sebagainya.
- Sementara adverbial untuk mengungkapkan sebuah cara, contohnya seperti "dengan cepat", "dengan hati-hati", dan lain sebagainya.
- Menggunakan kata kerja yang menyatakan tindakan
- Kata kerja yang digunakan untuk dapat menjelaskan peristiwa, serta tindakan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat di dalam cerita sejarah.
- Kata kerja yang sering ditemukan di dalam teks cerita sejarah, contohnya seperti pergi, berperang, melawan, menyerang, menemukan, menghasilkan, datang, menceritakan, memerintah, dan lain sebagainya.
- KD 3.3
- Teks Edtorial
- Tujuan Pembelajaran :
- Mengidentifikasi Isi Teks Editorial
- Mengidentifikasi Pendapat dalam Sebuah Teks Editorial
- Menidentifikasi Ragam Informasi dalam Teks Editorial
- Menyimpulkan Informasi dalam Teks Editorial
- Menenmukan Pendapat, alternatif solusi, dan simpulan
- Merancang/menulis kerangka dan tubuh teks editorial
- Mempresentasikan, menanggapi, dan merevisi informasi dalam teks editorial Â
- Pengertian
- Teks editorial adalah teks yang berisi pendapat pribadi dari redaksi terhadap suatu isu/masalah aktual. Isu bisa meliputi masalah politik, masalah sosial, juga masalah ekonomi. Perlu kamu ingat ya, bahwa teks editorial itu berbeda dengan opini karena di dalam teks editorial berisi pendapat pribadi redaksi, bukan pendapat si penulis teks tersebut.
Fungsi teks editorial adalah untuk memengaruhi dan meyakinkan pembaca. Oleh karena itu, teks editorial bermanfaat untuk merangsang pemikiran pembaca terkait suatu isu atau masalah yang terjadi di kehidupan. Bahkan, terkadang teks editorial mampu untuk menggerakkan pembaca untuk bertindak.
- Ciri-ciri teks editorial
- Aktual dan faktual
- Teks harus mengangkat informasi yang tengah hangat diperbincangkan di masyarakat. Jangan lupa juga, informasinya tetap harus mengedepankan fakta yang terjadi.
- Sistematis dan logis
- Penyusunan teks editorial harus tersistematis yang berarti harus memenuhi struktur dan kaidah kebahasaannya ya teman-teman. Teks juga harus logis, artinya masuk akal dan tidak imajinatif.
- Argumentatif
- Seperti yang sudah dijelaskan di awal artikel ini, bahwa teks ini berisi pendapat pribadi dari redaksi. Artinya teks ini mengutarakan argumen-argumen yang ada dalam sudut pandang redaksi.
- Struktur teks editoial
- Tesis (pernyataan pendapat)
- Berisi sudut pandang penulis terhadap permasalahan yang diangkat. Berupa pernyataan atau teori yang akan diperkuat oleh argumen.
- Argumentasi
- Bentuk alasan atau bukti yang digunakan untuk memperkuat pernyataan tesis. Bisa berupa pernyataan umum, data hasil penelitan, pernyataan para ahli atau fakta-fakta yang dapat dipercaya.
- Penegasan ulang (reiteration)
- Berisi penguatan kembali atas pendapat yang telah ditunjang oleh fakta-fakta dalam bagian argumentasi.
- Kaidah kebahasaan
- Selanjutnya, kaidah kebahasaan teks editorial terdiri dari adverbia, konjungsi, dan verba. Nah, verba pada teks editorial dibagi lagi menjadi verba material, verba relasional, dan verba mental.
- Adverbia
- Merupakan kata keterangan yang ada dalam teks editorial. Biasanya yang sering muncul dalam teks editorial adalah adverbia frekuentatif. Adverbia frekuentatif yang menggambarkan makna berhubungan dengan tingkat kekerapan terjadinya sesuatu yang diterangkan adverbia itu. Contohnya seperti kata-kata selalu, biasanya, sering, kadang-kadang, jarang, sebagian besar waktu.
- Konjungsi
- Merupakan kata penghubung. Biasanya banyak ditemukan konjungsi antarkalimat, seperti bahkan, malahan, dan sesungguhnya.
- Verba material
- Merupakan kata kerja yang menunjukkan perbuatan fisik atau peristiwa. Contohnya membaca, menulis, dan memukul.
- Verba relasional
- Merupakan kata kerja yang menunjukkan hubungan intensitas (pengertian A adalah B), dan milik (mengandung pengertian A mempunyai B).
- Verba mental
- Merupakan kata kerja yang menerapkan persepsi (melihat, merasa), afeksi (suka, khawatir) dan kognisi (berpikir, mengerti).
- KD 3.4
- Nilai-nilai dalam novel (agama, sosial, budaya, dll)
- Tujuan Pembelajaran :
- Mengidentifikasi isi dalam buku fiksi dan nonfiksi
- Mengidentifikasi nilai-nilai dalam buku fiksi dan nonfiksi
- Mengidentifikasi kaitan nilai dalam novel dengan kehidupan
- Mengidentifikasi amanat dalam novel
- Menyusun laporan buku fiksi yang dibaca
- Mempresentasikan laporan yang telah disusun
- Menanggapi laporan yang dipresentasikan
- Pengertian
- Novel adalah karangan prosa panjang yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya yang menonjolkan watak serta sifat setiap pelaku. Berbeda dari karya sastra lainnya, novel merupakan karya sastra yang panjang. Makanya, novel yang sering kamu lihat di toko buku, rata-rata memiliki halaman yang cukup tebal, kan?
Bedanya Novel, Roman, dan Cerpen
Secara umum, novel, roman, dan cerpen punya penyampaian cerita yang mirip, ya. Roman merupakan cerita yang dijabarkan secara panjang dan menggambarkan tokoh-tokoh atau peristiwa fiktif, sedangkan cerpen adalah cerita fiktif yang panjangnya tidak lebih dari 10 ribu kata. Bisa disimpulkan, bedanya novel dengan roman dan cerpen dilihat dari panjang ceritanya. Novel menceritakan peristiwa yang lebih panjang daripada cerpen, namun tidak lebih pendek daripada roman.
Ciri-ciri novel
- Umumnya, terdiri atas 100 halaman (35.000 kata).
Tema dan alur cerita di dalam novel cukup kompleks.
Berbentuk narasi didukung deskripsi dan percakapan.
Alurnya berkembang.
Tokohnya banyak dan memiliki lebih dari satu karakter.
Latar bergerak dan beragam.
Ceritanya disertai perubahan nasib tokoh
- Struktur Novel
- Abstrak
- Abstrak merupakan rangkuman isi cerita yang ada di bagian awal novel. Abstrak ini sebenarnya opsional. Bebas mau dicantumkan atau tidak. Biasanya, abstrak ditulis untuk menjelaskan gambaran awal dan situasi yang dialami oleh tokoh utama dalam novel.
- Orientasi
- Pada bagian ini akan dijelaskan latar novel. Latar yang dimaksud itu meliputi waktu kejadian, suasana, hingga tokoh-tokoh yang ada dalam novel. Penulis biasanya juga akan menjelaskan tentang keseharian atau aktivitas yang dijalani tokoh utama pada bagian orientasi.
- Komplikasi
- Struktur novel selanjutnya adalah komplikasi. Pada bagian komplikasi akan dijelaskan tentang urutan kejadian cerita. Komplikasi biasanya juga akan mengandung urutan sebab akibat terjadinya peristiwa. Singkatnya, komplikasi itu awal mula munculnya konflik dalam cerita.
- Evaluasi
- Puncak konflik dari sebuah cerita masuk ke dalam bagian evaluasi. Pada bagian ini, pembaca akan disuguhkan klimaks dari masalah yang terjadi pada tokoh novel sehingga bisa turut merasakan ketegangannya.
- Resolusi
- Setelah mengalami ketegangan atau puncak konflik, biasanya akan dimunculkan solusi-solusi atau pemecahan masalah yang terjadi. Nah, bagian ini disebut dengan resolusi. Dengan kata lain, resolusi adalah cara penyelesaian konflik dalam cerita. Resolusi juga sering disebut sebagai ending atau akhir nasib tokoh dalam novel. Apakah berakhir sedih, bahagia, atau bahkan menggantung.
- Koda
- Struktur novel yang terakhir adalah koda atau penutup. Koda adalah penutup cerita yang membuat pesan-pesan moral. Koda juga sifatnya opsional, gengs, seperti abstrak. Penulis novel boleh mencantumkan koda atau pun tidak pada novel karangannya. Saat penulis tidak mencantumkan koda, maka pembaca bisa menebak sendiri pesan moral apa yang tergantung di dalamnya.
- Unsur-unsur novel
- Unsur intrinsik
- Unsur intrinsik novel adalah unsur-unsur pembangun yang ada dalam novel. Tujuannya agar novelnya menjadi semakin kaya dan menarik.
- Tema
- Tema adalah ide pokok dari sebuah cerita
- Tokoh dan penokohan
- Tokoh adalah para pelaku yang ada dalam cerita. Sedangkan penokohan adalah pelukisan watak tokoh yang digambarkan melalui sifat, perilaku, gerak-gerik, maupun dialog para tokoh.
- Latar
- Latar adalah keterangan mengenai tempat, waktu, dan suasana yang ada dalam cerita.
- Alur dan plot
- Alur adalah proses berjalannya cerita. Sedangkan plot adalah serangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat. Kalau kamu sering dengar istilah plot twist, maksudnya itu plot ini, ya! Jika suatu novel mengandung plot twist, artinya plot pada novel tersebut mengalami perubahan yang tidak disangka-sangka oleh pembaca.
- Sudut pandang
- Cara atau pandangan yang digunakan untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita.
- Amanat
- Pesan yang ingin disampaikan penulis atau pengarang kepada para pembaca.
- Gaya bahasa
- penggunaan bahasa yang memiliki ciri khas dalam karya oleh penulis atau pengarang karya tersebut.
- Unsur ekstrinsik
- Unsur ekstrinsik novel adalah unsur-unsur pembangun yang berasal dari luar novel. Bagaimana maksudnya? Unsur ekstrinsik ini bisa dikatakan sebagai subjektivitas pembaca dalam memaknai kisah yang ada di dalam novel.
- Nilai
- Nilai moral, soaial, budaya, estetika
- Latar belakang pengarang
- Beberapa hal yang termasuk dalam latar belakang pengarang, yaitu:
- Riwayat hidup pengarang
- Kondisi psikologis pengarang
- Aliran sastra yang dimiliki oleh pengarang
- Latar belakang masyarakat
- Hal-hal yang termasuk dalam latar belakang masyarakat, yaitu:
- Kondisi politik
- Ideologi negara
- Kondisi sosial
- Kondisi perekonomian masyarakat
- Kaidah kebahasaan novel
- Dalam novel, terdapat beberapa kaidah kebahasaan yang umumnya digunakan untuk membangun cerita pada novel, yakni:
- Ungkapan
- Ungkapan adalah gabungan kata yang maknanya sudah menyatu dan tidak ditafsirkan dengan makna unsur pembentuknya. Contohnya seperti:
- Buah pena
- Naik daun
- Tinggi hati
- Majas
- Majas merupakan pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, baik secara lisan maupun tertulis. Majas memiliki beberapa jenis, yakni:
- Majas Perbandingan
- Majas Penegasan
- Majas Pertentangan
- Majas sindiran
- Peribahasa
- Peribahasa merupakan kelompok kata atau kalimat yang susunannya tetap, biasanya berupa kiasan maksud tertentu yang bisa berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup, atau aturan tingkah laku. Contoh:
Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing bersama-sama dalam suka dan duka, baik buruh sama-sama ditanggung
Bertepuk sebelah tangan kebaikan yang hanya dari satu pihak
- Jenis-jenis novel
- Berdasarkan genre ceritanya, novel terbagi menjadi:
Romance, memiliki tema cinta dan hubungan antara dua orang atau lebih. Contoh: Pride and Prejudice karya Jane Austin, Twilight karya Stephenie Meyer.
Horor, bertema seram dengan tujuan untuk menakuti pembaca, melibatkan makhluk supranatural atau kejahatan yang sadis. Contoh: The Exorcist karya William Peter Blatty, IT karya Stephen King.
Fantasi, membawa pembaca seakan-akan masuk ke dunia yang penuh khayalan. Contoh: The Lord of The Ring karya J.R.R Tolkien, Harry Potter karya J.K. Rowling.
Science Fiction, membawa pembaca ke masa depan atau ke dunia yang berbeda, dengan tekhnologi yang lebih canggih. Contoh: The War of the Worlds karya H.G. Wells.
Thriller, menampilkan cerita petualangan, misi penyelamatan, kriminal, atau konspirasi yang rumit. Contoh: Da Vinci Code karya Dan Brown.
Komedi, bertujuan untuk menghibur pembaca dan membuat mereka tertawa. Contoh: The Hitchhiker's Guide to the Galaxy karya Douglas Adams.
Misteri, mengandung kejanggalan atau peristiwa yang misterius. Contoh: The Adventures of Sherlock Holmes karya Sir Arthur Conan Doyle.
Fan Fiction, jenis novel yang dibuat penggemar yang diadaptasi dari cerita yang ada. Contoh: karya-karya fan-fic di platform Wattpad.
Sejarah, menceritakan cerita-cerita yang berlatarbelakang sejarah. Contoh: The Name of the Rose karya Umberto Eco.
Inspiratif, bertujuan untuk memberikan inspirasi dan motivasi pada pembaca. Contoh: Chicken Soup for the Soul karya Jack Canfield.
Petualangan, mengandung cerita petualangan dan masalah di dalamnya. Contoh: The Adventures of Tom Sawyer karya Mark Twain.
Psikologi, menggambarkan karakter dan perilaku manusia dari perspektif psikologis. Contoh: One Flew Over the Cuckoo's Nest karya Ken Kesey.
Keluarga, menceritakan hubungan antar anggota keluarga dan dinamika keluarga. Contoh: Little Women karya Louisa May Alcott.
Â
KD 3.5
Masalah, Fakta dan Opini dalam Sebuah Artikel
Tujuan Pembelajaran :
- Mengidentifikasi masalah, fakta dan opini dari sebuah artikel yang dibaca
- Memahami kerangka penyusunan artikel
- Memahami prosedur penyusunan sebuah opini
- Mengkritisi masalah, fakta, opini, dan aspek kebahasaan dalam artikel
- Menulis opini dalam bentuk artikel dengan memperhatikan unsur-unsur artikel
- Mempresentasikan, menanggapi, dan merevisi fakta dan opini, unsur kebahasaan, pengungkapan opini dan hasil menyusun opini dalam bentuk artikel
- Pengertian
- Artikel adalah karangan berisi fakta dan opini yang dibuat untuk dipublikasikan di media cetak maupun media sosial. Artikel bertujuan untuk menyampaikan gagasan dilengkapi data dan fakta yang disajikan dalam bentuk tulisan. Sebuah artikel dapat meyakinkan, mendidik, dan menghibur pembaca.
- Tujuan Artikel
Setiap hal yang kita coba untuk sampaikan dalam tulisan, tentunya memiliki tujuan, ya guys. Tulisan-tulisan tersebut misalnya teks prosedur yang tujuannya untuk memberi petunjuk, teks eksplanasi untuk menjelaskan sesuatu. Nah, di artikel ini kita membahas tentang tujuan dari teks artikel.
Tujuan dari artikel bisa di lihat dari 2 sudut pandang, yakni tujuan bagi penulis artikel dan tujuan bagi pembacanya.
Ciri-ciri artikel
Setelah tahu tujuan artikel dari sisi penulis maupun pembaca, sekarang kita pelajari tentang apa saja ciri-ciri artikel. Berikut adalah ciri-ciri artikel :
Isi tulisan dalam artikel didasari oleh fakta
Seluruh tulisan dalam artikel merupakan kejadian yang nyata dan bukan sebuah rekayasa penulis maupun mitos.
Bersifat faktual dan informatif
Artikel bersifat faktual yang berarti berdasarkan kenyataan dan mengandung kebenaran. Serta informatif yang berarti memberikan informasi berdasarkan hasil penelitian yang dapat dipastikan kebenarannya.
Mengandung opini atau gagasan yang subjektif
Artikel ditulis berdasarkan gagasan atau opini penulisnya. Akan tetapi, pemikiran tersebut dilandasi oleh fakta, hasil penelitian, maupun teori.
Artikel ditulis secara singkat, padat, dan jelas
Agar mudah untuk diterima pembaca, artikel juga ditulis dengan komunikatif, tidak bertele-tele, dan ringkas. Maka dari itu artikel juga disebut sebagai tulisan ilmiah populer.
Penulisan artikel dibuat dengan sistematis
- Artikel memiliki bagian-bagian tertentu dan ditulis secara sistematis, sehingga pembaca dapat mengerti isinya dengan mudah.
- Kaidah KebahasaanArtikel
- Adverbia
- Maksud dari adverbia ini adalah kata-kata yang bersifat menerangkan kata lain dalam suatu kalimat. Contohnya, sangat, lebih, selalu, biasanya, sering, kadang-kadang, jarang, sebagian besar, dan lain sebagainya. Fungsinya untuk meyakinkan pembaca melalui penegasan tersebut.
- Konjungsi atau kata penghubung
- Pada teks artikel, terdapat beberapa konjungsi atau kata hubung yang digunakan. Di antaranya:
Konjungsi urutan yang digunakan untuk mengurutkan argumentasi. Contohnya, pertama, kedua, ketiga, berikutnya, selanjutnya, kemudian, lalu, dsb.
Konjungsi untuk memperkuat argumentasi. Contohnya, selain itu, misalnya, sebagai contoh, justru, padahal, dsb.
Konjungsi kausalitas yang digunakan untuk menyatakan hubungan sebab dan akibat. Contohnya, karena, agar, oleh sebab itu, oleh karena itu, dengan demikian, kalau, jika, dsb.
Konjungsi untuk menyatakan harapan. Contohnya, supaya, agar, dsb.
- Pemilihan kosa kata
- Pada teks artikel, kosakata atau perbendaharaan kata-katanya harus diperhatikan agar menarik dan meyakinkan pembaca, terutama pada artikel opini.
- Struktus artikel
- Pernyataan pendapat atau tesis
- Bagian pada struktur artikel ini berisi uraian aktual yang penting untuk dijadikan pijakan pembahasan di dalam artikel.
- Argumentasi
- Kemudian, bagian argumentasi yang berisi permasalahan yang coba dibahas dan akan dikupas secara faktual dan informatif.
- Penegasan kembali
- Bagian struktur artikel yang terakhir yakni berisi kalimat kunci yang merangkum pembahasan ke dalam bentuk simpulan.
                  KD 3.6
                  Pengertian dan Perbedaan Kritik dan Esai
                  Tujuan Pembelajaran :
- Menganalisis sistematika kritik dan esai
- Menganalisis unsur kebahasaan kritik dan esai
- Menemukan isi dan sistematika, kebahasaan kritik dan esai
- Menyusun kritik dan esai berdasarkan konstruksi dengan memperhatikan sistematika dan kebahasaan
- Mempresentasikan, memberikan penilaian terhadap kritik dan esai berdasarkan sistematika dan kebahasaan
- Pengertian
- Terlebih dahulu, kita akan membahas pengertian kritik sastra. Kritik sastra adalah analisis terhadap suatu karya sastra untuk mengamati atau menilai baik dan buruknya suatu karya secara objektif.
- Sementara itu, esai adalah karangan singkat yang membahas suatu masalah dari sudut pandang pribadi penulisnya. Masalah yang dibahas dalam esai merupakan masalah yang aktual dari berbagai bidang, seperti kesusastraan, kebudayaan, iptek, atau politik.
- Perbedaan Kritik dan Esai
- Apa perbedaan kritik dan esai? Berdasarkan isi dan pandangan si penulis, kritik sastra dan esai memiliki beberapa perbedaan. Perbedaan kritik sastra dan esai terdapat pada objek kajian, ringkasan, data, dan beberapa aspek lain seperti berikut:
- Persamaan Kritik dan Esai
- Secara garis besar, kritik sastra dan esai sama-sama menggunakan konjungsi dan adverbia frekuentatif.
- Konjungsi
- Mungkin sebagian dari kamu sudah tahu, kalau konjungsi merupakan kata sambung yang digunakan untuk menghubungkan antara kata dalam sebuah kalimat. Konjungsi juga bisa digunakan untuk menghubungkan antar kalimat dalam sebuah paragraf.
- Misalnya: dan, atau, sedangkan, karena tetapi, tidak hanya, kemudian, sejak, apabila, agar, daripada, dan lain-lain.
- Kalau kita masukkan dalam kritik sastra dan esai, kira-kira seperti ini guys.
- Contoh Konjungsi dalam Kritik Sastra:
- Sang Pemimpi adalah judul yang tepat untuk novel ini karena memang kisah yang disajikan membuat pembaca yakin akan kekuatan mimpi. Tentunya, dengan cinta, pengorbanan, dan rahmat Tuhan, kita akan dapat mewujudkan mimpi yang kita miliki.
- Contoh Konjungsi dalam Esai:
- Walaupun demikian, kita tidak menampik bahwa media sosial pun memiliki dampak positif, di antaranya untuk menjaga silaturahmi dengan keluarga ataupun saudara yang jauh jarak tempat tinggalnya, mendapatkan ilmu pengetahuan baru, sebagai sumber penyebaran informasi, memperluas jaringan pertemanan, dan sebagai media media promosi bisnis.
- Adverbia frekuentatif
- Adverbia atau adverb adalah kata keterangan. Sementara, frekuentatif merujuk pada frequent atau sering. Berarti, adverbia frekuentatif merupakan kata keterangan yang menunjukkan seberapa sering sebuah subyek dalam melakukan sesuatu.
- Misalnya: sering, jarang, kadang-kadang, selalu, dan lain-lain.
- Contoh: selalu, biasanya, sering, banyak, kadang-kadang.
- Contoh Adverbia Frekuentatif dalam Kritik Sastra:
- Pembaca diajarkan agar menjadi orang yang senantiasa bersyukur. Walaupun di tengah kekurangan, jangan mengeluh dan selalu berusaha serta berdoa.
- Contoh Adverbia Frekuentatif dalam Esai:
- Remaja yang tentunya masih dalam usia belajar, sering terganggu waktu belajarnya. Ditambah lagi, sebaran informasi melalui media sosial dapat membentuk opini di kalangan remaja.
Prinsip Penulisan Kritik dan Esai
- Pokok persoalan yang dibahas harus layak untuk diulas. Hasil ulasannya pun harus memberikan keterangan atau memperlihatkan sebab-musabab yang berkaitan dengan suatu peristiwa yang nyata. Jadi, yang terpenting bukan apa yang diulas, tetapi bagaimana cara penulis memberikan ulasannya.
Pendekatan yang digunakan harus jelas, apakah persoalan didekati dengan pendekatan faktual atau imajinatif.
Ulasan yang menggunakan pendekatan faktual harus didukung oleh fakta yang nyata dan objektif. Penulis tidak boleh mengubah fakta untuk mendukung pandangannya.
Pernyataan yang diungkapkan harus jelas, tidak samar-samar, harus dapat dipercaya, tidak disangsikan atau disangkal, dan dapat dibuktikan kebenarannya.
- Struktur Kritik dan Esai
- Dalam penulisan kritik sastra maupun esai, ada beberapa struktur atau sistematika yang harus dipenuhi. Ada 3 hal penting dalam struktur kritik dan esai, yakni pernyataan pendapat, argumentasi, dan penegasan ulang atau reiterasi. Pembahasan secara detailnya antara lain:
- Pernyataan pendapat
- Dalam esai, pendapat atau tesis menyajikan pandangan penulis terhadap objek atau fenomena yang disoroti.
- Argumentasi
- Argumen atau pendapat yang disajikan berupa alasan yang logis serta bersifat subjektif.
- Reiterasi
- Penegasan ulang dalam esai, juga berupa ringkasan atau pengulangan kembali hal yang sudah disampaikan dan menjadi penegasan dari bagian argumentasi.
- Kaidah kebahasaan
- Pernyataan persuasif
- Pernyataan persuasif pada teks berbentuk kritik sastra dan esai, kalimat yang digunakan tidak secara jelas mencirikan kalimat persuasif secara umum. Pernyataan yang disampaikan penulis, mengulas hal dengan data atau kalimat yang logis bertujuan agar menggugah pemikiran pembaca sehingga akhirnya pembaca setuju dengan ide yang disampaikan penulis.
- Pernyataan fakta
- Dalam kritik dan esai, pendapat penulis disajikan berdasarkan interpretasi ataupun penafsiran dari sudut pandang tertentu dengan disertai fakta-fakta pendukung. Kehadiran fakta berfungsi sebagai sarana untuk memperjelas pendapat.
- Penilaian
- Pernyataan yang bersifat menilai atau mengomentari sangat diperlukan untuk mengetahui kurang dan lebihnya suatu karya, yang nantinya akan menjadi bahan evaluasi bagi penulis.
- Istilah teknis
- Istilah teknis merupakan kosakata yang berkaitan pada bidang ilmu pengetahuan tertentu. Hal ini terkadang perlu dilakukan agar penulis dan pembaca dapat sepaham pada suatu pembahasan tertentu yang perlu dijelaskan secara detail.
- Kata kerja mental
- Kata kerja mental adalah kata kerja yang melibatkan perasaan atau respons terhadap suatu tindakan atau kejadian, bukan berupa tindakan atau aksi yang bisa diamati secara fisik. Contoh: mengingat, merasakan, memikirkan.
- Ciri-ciri kritik dan esai
- Seperti jenis teks lainnya, teks kritik sastra memiliki ciri, agar kamu dapat mengidentifikasi, apakah sebuah teks disebut sebagai kritik sastra.
- Ciri-ciri kritik
- Memberikan tanggapan terhadap hasil karya.
- Memberikan pertimbangan baik dan buruk (kelebihan dan kekurangan) sebuah karya sastra.
- Pertimbangan bersifat objektif.
- Memaparkan kesan pribadi kritikus terhadap sebuah karya sastra.
- Memberikan alternatif perbaikan atau penyempurnaan.
- Tidak berprasangka.
- Tidak terpengaruh siapa penulisnya.
- Ciri-ciri esai
- Berbentuk prosa.
- Singkat, dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua jam.
- Memiliki gaya pembeda.
- Selalu tidak utuh.
- Memenuhi keutuhan penulisan.
- Mempunyai nada pribadi atau bersifat personal.
Â
Contoh Kritik Sastra
Mimpi Anak Belitung pada Novel Sang Pemimpi
Sebuah Kritik Sastra
Mimpi adalah bagian kehidupan. Tanpa mimpi kita akan kurang bersemangat untuk menjalani kehidupan. Novel Sang Pemimpi adalah sebuah novel kedua karya Andrea Hirata yang merupakan bagian tetralogi Laskar Pelangi.
Sang Pemimpi adalah judul yang tepat untuk novel ini karena memang kisah yang disajikan membuat pembaca yakin akan kekuatan mimpi. Tentunya, dengan cinta, pengorbanan, dan rahmat Tuhan, kita akan dapat mewujudkan mimpi yang kita miliki.
Tiga tokohnya, Arai, Ikal, dan Jimbron, yang digambarkan sebagai pemimpi telah menamatkan SMP dan akan melanjutkan ke SMA. Dari sinilah perjuangan dan mimpi mereka dimulai.
Tidak tanggung-tanggung, Arai dan Ikal bermimpi untuk kuliah ke Perancis, sedangkan Jimbron memutuskan untuk menetap di Belitung. Demi impian tersebut, apapun mereka lakukan.
Impian Arai dan Ikal untuk kuliah di Prancis terwujud, Namun, ini barulah awal perjuangan yang sesungguhnya.
Kekuatan novel ini terdapat dalam nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Pembaca diajarkan agar menjadi orang yang senantiasa bersyukur. Walaupun di tengah kekurangan, jangan mengeluh dan selalu berusaha serta berdoa. Selain itu, dengan kekuatan mimpi, jangan pernah menyerah dan larut dalam kesedihan. Selain itu, penulis mengajarkan tentang nilai-nilai untuk patuh pada perkataan orang tua.
Dalam novel Sang Pemimpi, juga terdapat kekurangan yang dapat menjadi masukan bagi penulis. Pembaca dapat mengalami kesulitan dalam memahami bahasa yang digunakan karena ada penggunaan bahasa daerah dan bahasa Inggris yang tidak dijelaskan di glosarium. Sebaiknya penulis melengkapi kosakata berbahasa daerah dan asing pada glosarium sehingga pembaca tidak bingung dengan istilah-istilah tersebut. Hal yang digambarkan lewat kata-kata dari kutipan. "Lalu kami beralih menjadi part time office boy di kompleks kantor pemerintah. (hal. 69),
Contoh Esai
CANDU. Sebuah kata yang tepat untuk menggambarkan keterikatan masyarakat kita pada media sosial. Semua kalangan seakan "terjerat" dalam rutinitas yang sama setiap harinya. Terlebih lagi kaum remaja. Remaja larut dalam aktivitas yang satu ini hampir sepanjang hari. Tentunya ada keasikan tersendiri sehingga remaja betah berlama-lama dalam menggunakannya. Salah satunya, sebagai wadah menuangkan berekspresinya.
Penggunaan media sosial di kalangan remaja akan memberikan dampak bagi penggunanya. Remaja yang tentunya masih dalam usia belajar, sering terganggu waktu belajarnya. Ditambah lagi, sebaran informasi melalui media sosial dapat membentuk opini di kalangan remaja. Misalnya tentang standar kecantikan di kalangan remaja perempuan. Hal lainnya yang sangat berbahaya dari media sosial adalah pornografi dan kejahatan melalui internet.
Walaupun demikian, kita tidak menampik bahwa media sosial pun memiliki dampak positif, di antaranya untuk menjaga silaturahmi dengan keluarga ataupun saudara yang jauh jarak tempat tinggalnya, mendapatkan ilmu pengetahuan baru, sebagai sumber penyebaran informasi, memperluas jaringan pertemanan, dan sebagai media media promosi bisnis.
Penggunaan teknologi modern tentunya tidak lepas dari pengaruh positif dan negatif. Tentu saja hal ini bergantung dari penggunanya, Remaja diharapkan dapat membatasi diri sendiri serta kontrol dari orang tua sangat diperlukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H