Konjungsi kausalitas yang digunakan untuk menyatakan hubungan sebab dan akibat. Contohnya, karena, agar, oleh sebab itu, oleh karena itu, dengan demikian, kalau, jika, dsb.
Konjungsi untuk menyatakan harapan. Contohnya, supaya, agar, dsb.
- Pemilihan kosa kata
- Pada teks artikel, kosakata atau perbendaharaan kata-katanya harus diperhatikan agar menarik dan meyakinkan pembaca, terutama pada artikel opini.
- Struktus artikel
- Pernyataan pendapat atau tesis
- Bagian pada struktur artikel ini berisi uraian aktual yang penting untuk dijadikan pijakan pembahasan di dalam artikel.
- Argumentasi
- Kemudian, bagian argumentasi yang berisi permasalahan yang coba dibahas dan akan dikupas secara faktual dan informatif.
- Penegasan kembali
- Bagian struktur artikel yang terakhir yakni berisi kalimat kunci yang merangkum pembahasan ke dalam bentuk simpulan.
                  KD 3.6
                  Pengertian dan Perbedaan Kritik dan Esai
                  Tujuan Pembelajaran :
- Menganalisis sistematika kritik dan esai
- Menganalisis unsur kebahasaan kritik dan esai
- Menemukan isi dan sistematika, kebahasaan kritik dan esai
- Menyusun kritik dan esai berdasarkan konstruksi dengan memperhatikan sistematika dan kebahasaan
- Mempresentasikan, memberikan penilaian terhadap kritik dan esai berdasarkan sistematika dan kebahasaan
- Pengertian
- Terlebih dahulu, kita akan membahas pengertian kritik sastra. Kritik sastra adalah analisis terhadap suatu karya sastra untuk mengamati atau menilai baik dan buruknya suatu karya secara objektif.
- Sementara itu, esai adalah karangan singkat yang membahas suatu masalah dari sudut pandang pribadi penulisnya. Masalah yang dibahas dalam esai merupakan masalah yang aktual dari berbagai bidang, seperti kesusastraan, kebudayaan, iptek, atau politik.
- Perbedaan Kritik dan Esai
- Apa perbedaan kritik dan esai? Berdasarkan isi dan pandangan si penulis, kritik sastra dan esai memiliki beberapa perbedaan. Perbedaan kritik sastra dan esai terdapat pada objek kajian, ringkasan, data, dan beberapa aspek lain seperti berikut:
- Persamaan Kritik dan Esai
- Secara garis besar, kritik sastra dan esai sama-sama menggunakan konjungsi dan adverbia frekuentatif.
- Konjungsi
- Mungkin sebagian dari kamu sudah tahu, kalau konjungsi merupakan kata sambung yang digunakan untuk menghubungkan antara kata dalam sebuah kalimat. Konjungsi juga bisa digunakan untuk menghubungkan antar kalimat dalam sebuah paragraf.
- Misalnya: dan, atau, sedangkan, karena tetapi, tidak hanya, kemudian, sejak, apabila, agar, daripada, dan lain-lain.
- Kalau kita masukkan dalam kritik sastra dan esai, kira-kira seperti ini guys.
- Contoh Konjungsi dalam Kritik Sastra:
- Sang Pemimpi adalah judul yang tepat untuk novel ini karena memang kisah yang disajikan membuat pembaca yakin akan kekuatan mimpi. Tentunya, dengan cinta, pengorbanan, dan rahmat Tuhan, kita akan dapat mewujudkan mimpi yang kita miliki.
- Contoh Konjungsi dalam Esai:
- Walaupun demikian, kita tidak menampik bahwa media sosial pun memiliki dampak positif, di antaranya untuk menjaga silaturahmi dengan keluarga ataupun saudara yang jauh jarak tempat tinggalnya, mendapatkan ilmu pengetahuan baru, sebagai sumber penyebaran informasi, memperluas jaringan pertemanan, dan sebagai media media promosi bisnis.
- Adverbia frekuentatif
- Adverbia atau adverb adalah kata keterangan. Sementara, frekuentatif merujuk pada frequent atau sering. Berarti, adverbia frekuentatif merupakan kata keterangan yang menunjukkan seberapa sering sebuah subyek dalam melakukan sesuatu.
- Misalnya: sering, jarang, kadang-kadang, selalu, dan lain-lain.
- Contoh: selalu, biasanya, sering, banyak, kadang-kadang.
- Contoh Adverbia Frekuentatif dalam Kritik Sastra:
- Pembaca diajarkan agar menjadi orang yang senantiasa bersyukur. Walaupun di tengah kekurangan, jangan mengeluh dan selalu berusaha serta berdoa.
- Contoh Adverbia Frekuentatif dalam Esai:
- Remaja yang tentunya masih dalam usia belajar, sering terganggu waktu belajarnya. Ditambah lagi, sebaran informasi melalui media sosial dapat membentuk opini di kalangan remaja.
Prinsip Penulisan Kritik dan Esai
- Pokok persoalan yang dibahas harus layak untuk diulas. Hasil ulasannya pun harus memberikan keterangan atau memperlihatkan sebab-musabab yang berkaitan dengan suatu peristiwa yang nyata. Jadi, yang terpenting bukan apa yang diulas, tetapi bagaimana cara penulis memberikan ulasannya.
Pendekatan yang digunakan harus jelas, apakah persoalan didekati dengan pendekatan faktual atau imajinatif.
Ulasan yang menggunakan pendekatan faktual harus didukung oleh fakta yang nyata dan objektif. Penulis tidak boleh mengubah fakta untuk mendukung pandangannya.
Pernyataan yang diungkapkan harus jelas, tidak samar-samar, harus dapat dipercaya, tidak disangsikan atau disangkal, dan dapat dibuktikan kebenarannya.
- Struktur Kritik dan Esai
- Dalam penulisan kritik sastra maupun esai, ada beberapa struktur atau sistematika yang harus dipenuhi. Ada 3 hal penting dalam struktur kritik dan esai, yakni pernyataan pendapat, argumentasi, dan penegasan ulang atau reiterasi. Pembahasan secara detailnya antara lain:
- Pernyataan pendapat
- Dalam esai, pendapat atau tesis menyajikan pandangan penulis terhadap objek atau fenomena yang disoroti.
- Argumentasi
- Argumen atau pendapat yang disajikan berupa alasan yang logis serta bersifat subjektif.
- Reiterasi
- Penegasan ulang dalam esai, juga berupa ringkasan atau pengulangan kembali hal yang sudah disampaikan dan menjadi penegasan dari bagian argumentasi.
- Kaidah kebahasaan
- Pernyataan persuasif
- Pernyataan persuasif pada teks berbentuk kritik sastra dan esai, kalimat yang digunakan tidak secara jelas mencirikan kalimat persuasif secara umum. Pernyataan yang disampaikan penulis, mengulas hal dengan data atau kalimat yang logis bertujuan agar menggugah pemikiran pembaca sehingga akhirnya pembaca setuju dengan ide yang disampaikan penulis.
- Pernyataan fakta
- Dalam kritik dan esai, pendapat penulis disajikan berdasarkan interpretasi ataupun penafsiran dari sudut pandang tertentu dengan disertai fakta-fakta pendukung. Kehadiran fakta berfungsi sebagai sarana untuk memperjelas pendapat.
- Penilaian
- Pernyataan yang bersifat menilai atau mengomentari sangat diperlukan untuk mengetahui kurang dan lebihnya suatu karya, yang nantinya akan menjadi bahan evaluasi bagi penulis.
- Istilah teknis
- Istilah teknis merupakan kosakata yang berkaitan pada bidang ilmu pengetahuan tertentu. Hal ini terkadang perlu dilakukan agar penulis dan pembaca dapat sepaham pada suatu pembahasan tertentu yang perlu dijelaskan secara detail.
- Kata kerja mental
- Kata kerja mental adalah kata kerja yang melibatkan perasaan atau respons terhadap suatu tindakan atau kejadian, bukan berupa tindakan atau aksi yang bisa diamati secara fisik. Contoh: mengingat, merasakan, memikirkan.
- Ciri-ciri kritik dan esai
- Seperti jenis teks lainnya, teks kritik sastra memiliki ciri, agar kamu dapat mengidentifikasi, apakah sebuah teks disebut sebagai kritik sastra.
- Ciri-ciri kritik
- Memberikan tanggapan terhadap hasil karya.
- Memberikan pertimbangan baik dan buruk (kelebihan dan kekurangan) sebuah karya sastra.
- Pertimbangan bersifat objektif.
- Memaparkan kesan pribadi kritikus terhadap sebuah karya sastra.
- Memberikan alternatif perbaikan atau penyempurnaan.
- Tidak berprasangka.
- Tidak terpengaruh siapa penulisnya.
- Ciri-ciri esai
- Berbentuk prosa.
- Singkat, dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua jam.
- Memiliki gaya pembeda.
- Selalu tidak utuh.
- Memenuhi keutuhan penulisan.
- Mempunyai nada pribadi atau bersifat personal.
Â
Contoh Kritik Sastra
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!