Namun, mereka terdiam dan tak berkutik, saat ibu itu berada di depan mereka, seraya berkata
"Mau lari ke mana? Kalian yang biasanya mengambil jambu di depan rumah. Hayo, ngaku?"
Semua kebingungan dan saling bertatapan, "nggaakk..bu," jawab mereka terbata-bata, kaget bercampur bingung.
"Sudah pasti kalian. Buah jambu ini lebat, namun seringkali hilang. Dan ibu tau, anak-anak suka memanjat pohon serta mengambil buah. Sudah, sekarang ngaku saja," pemilik rumah itu mendesak.
"Kita malah tidak tahu ada jambu. Kita hanya ingin melihat pohon besar yang sejuk ini, yang buahnya berwarna merah menarik," kata Christa dengan polos.
"Nahh betul kan. Kalian yang suka mengambilnya. Kemarin buah jambu, sekarang mau mengambil buah salam. Siapa bapak kalian dan di mana rumahnya?" seru ibu itu, tanpa mau mendengar penjelasan mereka.
Setelah mendengar petuah dan nasehat dari ibu itu. Mereka pun pulang, dengan hati bingung juga kesal serta marah. Tak tahu apa-apa, dikira mencuri buah, apes celetuk Ema kepada kawan-kawannya.
Tiba-tiba saat perjalanan tak jauh dari sana, Dina mengagetkan suasana,
"Lihat, bukankah ini buah di pohon tadi," sambil menunjukkan ke jalan.
Mereka pun berhenti dan melihat buah itu. "Iya betul, ini buah itu ... buah salam ya," seru Tita kegirangan.
"Hore ... kita beruntung, walaupun di marahi ibu tadi tapi sekarang dapat buahnya. Coba rasakan buahnya Din" Ema mengambil buah itu, lalu di berikan pada Dina.