Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Kantor Bayangan untuk Para Menteri Baru

23 Oktober 2024   12:46 Diperbarui: 23 Oktober 2024   22:43 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebanyak 56 Wakil Menteri Kabinet Merah Putih di tangga Istana Merdeka, Jakarta, Senin (21/10/2024). (Foto: KOMPAS/IQBAL BASYARI)

Lembaga kajian ekonomi Center of Economic and Lawa Studies (CELIOS) menambahkan bahwa sebuah kabinet baru dalam sebuah pemerintahan sejatinya bisa menghabiskan biaya sekitar Rp777 miliar per tahun. 

Jika disejajarkan dengan postur Kabinet Merah Putih, jumlah menteri dan wakil menteri tentu meningkatkan belanja negara, termasuk pengadaan mobil dinas, gaji staf pendukung, dan gaji pensiun menteri dan wakil menteri.

Solusi temporer untuk masalah ketiadaan kantor dan staf bagi kementerian baru adalah "ngontrak" atau "nebeng" di kementerian lain. Hal ini memang tak efisien dan efektif, tapi setidaknya mampu menjawab pertanyaan terkait di mana lokasi kantor. 

Sambil "nebeng" di kementerian sebelah, kementerian baru tentu akan menggelontor biaya yang cukup besar untuk memulai perjalanannya. 

Proyek besar bakalan muncul di 14 pos kementerian baru. Alih-alih menjadi pembantu presiden dalam mengatur bangsa dan negara, kementerian baru justru akan berbenah diri melalui pembangunan kantor dan perekrutan staf baru di lingkungan kementerian.

Kementerian baru saat ini akan berhadapan dengan kantor bayangan. Antara ada dan tiada, antara kebutuhan dan keinginan, antara prioritas dan bagi-bagi kekuasaan, semuanya berampur-baur. 

Tugas berat akan dipikul sejumlah kementerian baru. Beban berat anggaran juga bakal digempur pemerintah pusat. Kementerian baru bisa jadi membutuhkan biaya Rp 1 triliun untuk memulai semuanya dari nol.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun