Lembaga kajian ekonomi Center of Economic and Lawa Studies (CELIOS) menambahkan bahwa sebuah kabinet baru dalam sebuah pemerintahan sejatinya bisa menghabiskan biaya sekitar Rp777 miliar per tahun.Â
Jika disejajarkan dengan postur Kabinet Merah Putih, jumlah menteri dan wakil menteri tentu meningkatkan belanja negara, termasuk pengadaan mobil dinas, gaji staf pendukung, dan gaji pensiun menteri dan wakil menteri.
Solusi temporer untuk masalah ketiadaan kantor dan staf bagi kementerian baru adalah "ngontrak" atau "nebeng" di kementerian lain. Hal ini memang tak efisien dan efektif, tapi setidaknya mampu menjawab pertanyaan terkait di mana lokasi kantor.Â
Sambil "nebeng" di kementerian sebelah, kementerian baru tentu akan menggelontor biaya yang cukup besar untuk memulai perjalanannya.Â
Proyek besar bakalan muncul di 14 pos kementerian baru. Alih-alih menjadi pembantu presiden dalam mengatur bangsa dan negara, kementerian baru justru akan berbenah diri melalui pembangunan kantor dan perekrutan staf baru di lingkungan kementerian.
Kementerian baru saat ini akan berhadapan dengan kantor bayangan. Antara ada dan tiada, antara kebutuhan dan keinginan, antara prioritas dan bagi-bagi kekuasaan, semuanya berampur-baur.Â
Tugas berat akan dipikul sejumlah kementerian baru. Beban berat anggaran juga bakal digempur pemerintah pusat. Kementerian baru bisa jadi membutuhkan biaya Rp 1 triliun untuk memulai semuanya dari nol. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H