Perasaan terisolasi dan tidak dihargai bisa membuat karyawan merasa frustrasi dan kehilangan minat terhadap pekerjaan mereka. Akhirnya, banyak karyawan potensial yang mungkin memilih untuk resign karena merasa tidak nyaman di lingkungan kerja yang tidak mendukung dan penuh ketidakpastian.
Kondisi ini berpotensi meningkatkan angka turnover di organisasi, yang tidak hanya merugikan perusahaan dari segi biaya perekrutan dan pelatihan, tetapi juga mengurangi stabilitas dan kohesi tim secara keseluruhan.
Secara keseluruhan, efek buruk silent treatment pada kinerja tim sangat merusak, mulai dari penurunan moral hingga dampak pada produktivitas dan hubungan internal tim.Â
Untuk menghindari hal ini, penting bagi organisasi untuk membangun komunikasi yang sehat dan terbuka di semua level, agar karyawan merasa dihargai dan termotivasi untuk berkontribusi dengan maksimal.
Cara Mengatasi Silent Treatment di Tempat Kerja
Dari Sisi Karyawan. Karyawan yang menghadapi silent treatment perlu tetap profesional dan menjaga sikap positif meskipun merasa diabaikan. Salah satu cara untuk mengatasi situasi ini adalah dengan berinisiatif membuka dialog dengan atasan.Â
Mengungkapkan ketidakpastian atau kebutuhan akan umpan balik dengan cara yang konstruktif dapat membantu membuka saluran komunikasi dan mengurangi kebingungannya.Â
Jika perilaku silent treatment terus berlanjut, penting untuk mendokumentasikan kejadian-kejadian tersebut, agar jika masalah berkembang, ada catatan yang jelas untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dan memastikan tindakan yang tepat dapat diambil.
Dari Sisi Atasan. Bagi atasan, cara terbaik untuk mengatasi silent treatment adalah dengan melatih keterampilan komunikasi, terutama dalam memberikan umpan balik yang jelas dan konstruktif.Â
Atasan perlu belajar untuk mengelola emosi mereka dan menghadapi konflik secara langsung, daripada memilih diam. Pendekatan ini tidak hanya akan meningkatkan komunikasi tetapi juga akan memperkuat hubungan kerja yang lebih terbuka dan saling mendukung.Â
Selain itu, membangun budaya kerja yang mendukung komunikasi terbuka di antara anggota tim dan atasan sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat, di mana masalah dapat diselesaikan secara terbuka dan profesional.
***