Mohon tunggu...
Kris Hadiwiardjo
Kris Hadiwiardjo Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Eks Penulis Artikel Bisnis, Ekonomi, Teknologi Harian Pelita

Penulis adalah peminat bidang teknologi, Komputer, Artificial Intelligence, Psikologi dan masalah masalah sosial politik yang menjadi perbincangan umum serta melakukan berbagai training yang bekenaan dengan self improvement, human development dan pendidikan umum berkelanjutan bagi lanjut usia.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Stress di Tempat Kerja: Mengapa Meningkat?

18 Oktober 2024   20:06 Diperbarui: 18 Oktober 2024   20:22 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Stres di Tempat Kerja: Mengapa Meningkat dan Siapa yang Rentan?

Laporan terbaru menunjukkan adanya lonjakan signifikan pada tingkat stres di tempat kerja. Sebanyak 18% pekerja melaporkan mengalami stres ekstrem dalam peran mereka, dibandingkan dengan hanya 8% pada tahun sebelumnya. Angka ini mencengangkan dan menunjukkan betapa seriusnya masalah stres di lingkungan kerja saat ini. Apa penyebabnya? Siapa yang paling rentan? Dan yang lebih penting, bagaimana cara mengatasi fenomena ini?

Penyebab Meningkatnya Stres di Tempat Kerja

Stres di tempat kerja bukanlah fenomena baru, namun lonjakan dalam persentase pekerja yang melaporkan tingkat stres ekstrem tentu menimbulkan kekhawatiran. Ada beberapa faktor utama yang dapat menjelaskan mengapa stres di tempat kerja meningkat dengan cepat:

1. Perubahan dalam Lingkungan Kerja Pasca-Pandemi

Pandemi COVID-19 telah mengubah cara kita bekerja secara drastis. Transisi mendadak ke model kerja jarak jauh, dan kemudian kembali ke kantor atau hybrid, telah membuat banyak pekerja merasa kewalahan. Ketidakpastian terkait kesehatan, keselamatan, dan stabilitas pekerjaan juga turut berkontribusi pada stres.

2. Beban Kerja yang Berlebihan
 
Di banyak industri, tuntutan pekerjaan semakin meningkat. Dengan pengurangan tenaga kerja di berbagai sektor, beban kerja sering kali dibagi ke lebih sedikit individu, yang membuat tekanan kerja semakin besar. Karyawan seringkali diharapkan untuk mencapai target yang lebih tinggi tanpa dukungan atau sumber daya yang memadai.

3. Kurangnya Dukungan dari Atasan

Banyak pekerja melaporkan bahwa mereka tidak mendapatkan dukungan yang cukup dari atasan mereka. Kurangnya komunikasi yang efektif, umpan balik yang membangun, atau bahkan pengakuan sederhana atas kinerja dapat menyebabkan ketidakpuasan dan stres yang meningkat.

4. Teknologi dan Gangguan Terus-Menerus

Ironisnya, meskipun teknologi bertujuan untuk memudahkan pekerjaan, alat komunikasi seperti email, chat, dan panggilan video sering kali membuat pekerja merasa tidak pernah bisa benar-benar "lepas" dari pekerjaan. Ada tekanan untuk terus responsif, bahkan di luar jam kerja.

5. Kesenjangan Antara Harapan dan Realitas

Ketika harapan pekerjaan tidak sesuai dengan kenyataan, misalnya dalam hal promosi yang tertunda, gaji yang tidak memadai, atau pekerjaan yang tidak sesuai dengan keterampilan atau minat, ini dapat menyebabkan perasaan frustrasi dan tekanan yang berkepanjangan.

Siapa yang Paling Rentan Terhadap Stres di Tempat Kerja?

Meskipun semua orang dapat mengalami stres, ada kelompok tertentu yang lebih rentan terhadap stres di tempat kerja. Berdasarkan berbagai penelitian, berikut adalah profil orang-orang yang lebih mungkin mengalami tekanan berlebihan:

1. Pekerja di Industri dengan Tingkat Tekanan Tinggi

Pekerjaan di industri seperti kesehatan, keuangan, hukum, dan teknologi terkenal dengan tuntutan tinggi dan jam kerja yang panjang. Mereka yang bekerja di bidang ini sering kali mengalami kelelahan yang parah karena beban kerja yang tidak seimbang dan ekspektasi yang tinggi.

2. Pekerja Perempuan

Studi menunjukkan bahwa pekerja perempuan cenderung lebih rentan terhadap stres di tempat kerja dibandingkan dengan laki-laki. Ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk beban ganda dalam hal tanggung jawab pekerjaan dan keluarga, serta perbedaan gender dalam hal gaji dan pengakuan.

3. Karyawan Junior dan Baru

Pekerja yang baru memasuki dunia kerja sering kali merasa tidak yakin dan kurang percaya diri. Mereka mungkin menghadapi tekanan untuk membuktikan diri, menyesuaikan diri dengan budaya perusahaan baru, dan mempelajari keterampilan baru dalam waktu singkat.

4. Orang dengan Tipe Kepribadian Tertentu

Orang dengan tipe kepribadian "perfectionist" atau yang cenderung terlalu kritis terhadap diri sendiri lebih rentan terhadap stres di tempat kerja. Mereka sering kali menetapkan standar yang sangat tinggi dan merasa kecewa ketika tidak dapat mencapainya.

5. Pekerja yang Kurang Dapat Mengelola Waktu

Kemampuan manajemen waktu yang buruk dapat memperburuk stres di tempat kerja. Pekerja yang tidak dapat memprioritaskan tugas atau yang cenderung menunda-nunda sering kali berakhir dengan beban kerja yang menumpuk, yang pada gilirannya meningkatkan tekanan dan kecemasan.

Bagaimana Mengatasi Stres di Tempat Kerja?

Mengelola stres di tempat kerja membutuhkan pendekatan holistik yang melibatkan perubahan pada level individu dan organisasi. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi stres dan mencegah burnout:

1. Manajemen Waktu yang Lebih Baik

Salah satu penyebab utama stres adalah ketidakmampuan untuk mengelola waktu dengan baik. Mengembangkan keterampilan manajemen waktu, seperti memprioritaskan tugas penting, membagi waktu secara efektif, dan menghindari multitasking, dapat membantu mengurangi tekanan kerja.

2. Komunikasi Terbuka dengan Atasan

Banyak pekerja merasa terjebak dalam stres karena mereka tidak berbicara dengan atasan mereka tentang beban kerja yang berlebihan atau kesulitan yang dihadapi. Berkomunikasi secara terbuka dan jujur tentang apa yang Anda butuhkan dapat membantu menemukan solusi yang lebih baik untuk mengelola stres.

3. Membangun Batasan yang Sehat

Menetapkan batasan yang jelas antara waktu kerja dan waktu pribadi sangat penting, terutama dengan meningkatnya model kerja jarak jauh. Ini bisa berarti tidak mengecek email pekerjaan setelah jam kerja, atau mematikan notifikasi selama akhir pekan.

4. Teknik Relaksasi dan Meditasi

Berlatih teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, meditasi, atau yoga dapat membantu mengurangi stres secara signifikan. Ini memberi waktu bagi tubuh dan pikiran untuk tenang dan mereset, yang penting untuk menjaga keseimbangan mental dan emosional.

5. Mendapatkan Dukungan Sosial

Dukungan dari kolega, teman, atau keluarga dapat memberikan kelegaan emosional yang besar. Berbicara dengan orang yang dipercaya tentang stres yang dialami dapat membantu meredakan tekanan dan memberikan perspektif yang lebih baik.

6. Mengambil Istirahat Teratur

Istirahat singkat selama hari kerja dapat membantu mencegah kelelahan. Bahkan beberapa menit untuk berdiri, meregangkan otot, atau mengambil napas segar dapat membantu meredakan ketegangan dan meningkatkan fokus.

7. Mencari Bantuan Profesional
 
Jika stres di tempat kerja sudah mencapai tingkat yang membahayakan kesehatan mental atau fisik, penting untuk mencari bantuan dari profesional, seperti psikolog atau konselor. Program bantuan karyawan (Employee Assistance Program) yang disediakan oleh perusahaan juga dapat menjadi sumber dukungan yang berguna.

Yang Perlu Diperhatikan

Stres di tempat kerja merupakan masalah yang semakin meningkat dan berdampak besar pada kesehatan serta produktivitas pekerja. Meskipun beberapa faktor penyebabnya berasal dari lingkungan kerja itu sendiri, banyak cara yang dapat diambil oleh individu dan organisasi untuk mengurangi dampaknya. Dengan mengelola waktu, menetapkan batasan yang sehat, dan berkomunikasi secara efektif, stres dapat diatasi sebelum menjadi masalah yang lebih besar. Yang terpenting, kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan mental di tempat kerja perlu ditingkatkan agar pekerja bisa merasa lebih sejahtera dan produktif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun