Penelitian ini kami sudah menggunakan pakan pada umumnya diberikan pada mencit yakni pur yang berarti kami sudah memberikan gizi yang cukup untuk mencit, namun berat badan dari mencit yang diteliti berbeda- beda , berat dari mencit yang kami teliti rentang 18-30 gram , berat tersebut menandakan ada mencit yang tidak menyerap gizi dengan baik, hal ini bisa dikaitkan dengan perlakuan yang kami yakni pemaparan asap rokok setiap hari yang membuat mencit stress, dan faktor stress ini yang membuat penyerapan gizi tidak tersalur dengan baik.
 Kesimpulan
  Penelitian ini menunjukkan bahwa paparan asap rokok kretek memiliki dampak signifikan terhadap profil hematologi mencit putih (Mus musculus). Peningkatan jumlah eritrosit, kadar hemoglobin, dan hematokrit ditemukan pada kelompok mencit yang mendapatkan paparan asap rokok dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini mengindikasikan adanya mekanisme kompensasi tubuh terhadap hipoksia jaringan yang disebabkan oleh paparan karbon monoksida dalam asap rokok. Namun, peningkatan kadar tersebut tidak selalu berarti positif, karena dapat menunjukkan gangguan fisiologis yang berkaitan dengan adaptasi terhadap lingkungan yang penuh stres oksidatif.
  Sebaliknya, penurunan jumlah leukosit yang diamati pada kelompok dengan paparan tertinggi (empat batang rokok per hari) mengindikasikan terjadinya gangguan pada sistem imun mencit. Hal ini dapat dikaitkan dengan efek toksik nikotin dan komponen berbahaya lainnya yang merusak sel-sel hematopoietik di sumsum tulang. Akibatnya, terjadi penurunan produksi leukosit, yang berpotensi melemahkan respons imun tubuh mencit terhadap infeksi atau inflamasi.
  Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menegaskan bahwa paparan asap rokok kretek dapat menyebabkan perubahan signifikan pada parameter hematologi mencit putih. Perubahan tersebut mencerminkan dampak negatif asap rokok terhadap keseimbangan fisiologis tubuh. Oleh karena itu, penelitian ini memberikan bukti tambahan mengenai bahaya asap rokok tidak hanya bagi perokok aktif, tetapi juga terhadap organisme yang terpapar secara tidak langsung. Implikasi ini penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh asap rokok kretek.
SaranÂ
  Â
  Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan untuk melakukan kajian lanjutan dengan memperluas parameter yang diteliti. Selain profil hematologi, seperti jumlah eritrosit, leukosit, dan hemoglobin, analisis biomarker stres oksidatif atau inflamasi dapat membantu memahami mekanisme molekuler yang terlibat akibat paparan asap rokok kretek. Penelitian lebih lanjut juga dapat dilakukan dengan menggunakan variasi durasi dan intensitas paparan yang lebih spesifik untuk mengevaluasi dampak jangka pendek maupun jangka panjang terhadap kesehatan mencit. Selain itu, pengujian pada jenis hewan model lain juga perlu dipertimbangkan untuk memperkuat generalisasi hasil.
 Saran berikutnya adalah melakukan komparasi dengan jenis rokok lain, seperti rokok filter atau elektrik, untuk mengetahui perbedaan dampak yang ditimbulkan. Selain itu, analisis histopatologi pada organ-organ penting, seperti paru-paru, hati, dan limpa, dapat ditambahkan untuk memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang efek asap rokok kretek pada sistem tubuh mencit. Temuan dari penelitian ini juga dapat digunakan sebagai dasar edukasi kepada masyarakat tentang bahaya paparan asap rokok, baik bagi perokok aktif maupun pasif, guna meningkatkan kesadaran akan dampak buruknya terhadap kesehatan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI