3.6 Parameter Penelitian
Pengamatan profil hematologi darah pada penelitian ini meliputi pengukuran kadar dari hemaglobin, jumlah sel darah merah, jumlah dan jenis sel darah putih.
3.7 Analisis Data
Data hasil penelitian akan diolah dengan menggunakan sampel acak  untuk mengetahui profil hematologi sebelum dan sesudah paparan asap rokok kretek  dan dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel.Â
 HasilÂ
Hasil  pemeriksaan  kadar  profil hematologi  terhadap  5  sampel  darah  mencit putih (Mus musculus) dari kontrol, serta perlakuan pemaparan  asap  rokok satu batang  perhari,  dua batang perhari , tiga batang perhari dan empat batang perhari selama 7 hari didapatkan hasil sebagai berikut :Â
Jumlah leukosit mencit menurut Smith dan Mangkoewijojo (1988) berkisar antara 6,0- 12,6 10^3/l, menurut Bijanti dkk. (1993) adalah sebesar 7-15 10^3/l. Menurut hasil penelitian pada tabel 1 didapatkan  bahwa nilai normal white blood cell yang normal ada pada perlakuan F1 sampai F4 . Dimana F1 merupakan kontrol dari perlakuan, dengan hasil nilai white blood cell sebesar 9.1 10^3/l . Pada perlakuan F2 dimana diberikan 1 batang rokok per hari didapatkan hasil 10.9 10^3/l. Pada perlakuan F3 dimana diberikan 2 batang rokok per hari didapatkan hasil 11.3 10^3/l. Pada perlakuan F4 dimana diberikan 3 batang rokok per hari didapatkan hasil 10.59 10^3/l. Pada perlakuan F5 dimana diberikan 4 batang rokok per hari didapatkan hasil 1.65 10^3/l , hasil tersebut bisa dikatakan bahwa nilai white blood cell F5 mengalami ketidaknormalan (mengalami penurunan nilai). Hasil nilai yang mengalami abnormalitas hanya ada pada F5 dimana hasil nilai white blood cellnya 1.65 10^3/l. Sampel darah mencit yang telah diperiksa mendapatkan nilai yang berbeda - beda , bisa disebabkan oleh perbedaan waktu  paparan  dan jumlah rokok yang diberikan.
Menurut (Agung Janika Sitasiwi, 2017), Nilai  normal  red blood cell  pada  mencit  berkisar  dari 8,77 (x10^6). Berdasarkan tabel 2 didapatkan  bahwa tidak ada nilai normal red blood cell. Pada perlakuan F1 dengan nilai 6.93 10^6/l yang mana F1 merupakan kontrol dari perlakuan, hasil tersebut bisa dikatakan bahwa nilai red blood cell F1 mengalami ketidaknormalan (mengalami penurunan nilai). Pada perlakuan F2 dimana diberikan 1 batang rokok per hari didapatkan hasil 10.61 10^6/l , hasil tersebut bisa dikatakan bahwa nilai red blood cell F2 mengalami ketidaknormalan (mengalami peningkatan nilai). Pada perlakuan F3 dimana diberikan 2 batang rokok per hari didapatkan hasil 10.26 10^6 /l, hasil tersebut bisa dikatakan bahwa nilai red blood cell F3 mengalami ketidaknormalan (mengalami peningkatan nilai). Pada perlakuan F4 dimana diberikan 3 batang rokok per hari didapatkan hasil 9.61 10^6 /l, hasil tersebut bisa dikatakan bahwa nilai red blood cell F4 mengalami ketidaknormalan (mengalami peningkatan nilai). Pada perlakuan F5 dimana diberikan 4 batang rokok per hari didapatkan hasil 11.64 10^6/l , hasil tersebut bisa dikatakan bahwa nilai red blood cell F5 mengalami ketidaknormalan (mengalami peningkatan nilai). Berdasarkan hasil - hasil tersebut didapatkan bahwa hasil dari perlakuan F1 mengalami penurunan nilai red blood cell sedangkan F2-F5  seluruhnya mengalami peningkatan nilai red blood cell. Sampel darah mencit yang telah diperiksa mendapatkan nilai yang berbeda - beda , bisa disebabkan oleh perbedaan waktu  paparan  dan jumlah rokok yang diberikan.
Hasil HemoglobinÂ
Menurut (Agung Janika Sitasiwi, 2017) ,nilai normal hemoglobin pada mencit berkisar adalah 12,79 (g/dL). Berdasarkan  penelitian  yang  telah  dilakukan,  menurut tabel 3 didapatkan  bahwa semua perlakuan F1 hingga F5 mengalami peningkatan nilai hemoglobin. Pada perlakuan F1 dengan nilai 16.0 g/dl yang mana F1 merupakan kontrol dari perlakuan, hasil tersebut bisa dikatakan bahwa nilai hemoglobin F1 mengalami ketidaknormalan (mengalami peningkatan nilai). Pada perlakuan F2 dimana diberikan 1 batang rokok per hari didapatkan hasil 16.1 g/dl, hasil tersebut bisa dikatakan bahwa nilai hemoglobin F2 mengalami ketidaknormalan (mengalami peningkatan nilai). Pada perlakuan F3 dimana diberikan 2 batang rokok per hari didapatkan hasil 16.0 g/dl, hasil tersebut bisa dikatakan bahwa nilai hemoglobin F3 mengalami ketidaknormalan (mengalami peningkatan nilai). Pada perlakuan F4 dimana diberikan 3 batang rokok per hari didapatkan hasil 15.1 g/dl, hasil tersebut bisa dikatakan bahwa nilai hemoglobin F4 mengalami ketidaknormalan (mengalami peningkatan nilai). Pada perlakuan F5 dimana diberikan 4 batang rokok per hari didapatkan hasil 14.3 g/dl , hasil tersebut bisa dikatakan bahwa nilai hemoglobin F5 mengalami ketidaknormalan (mengalami peningkatan nilai). Berdasarkan hasil - hasil tersebut menunjukkan bahwa kadar hemoglobin F1 hingga F5 berada pada nilai tidak normal. Adapun Faktor peningkatan hemoglobin pada perlakuan F1  bisa disebabkan banyak faktor ,seperti jarak perlakuan dari terpaparnya asap dalam lingkungan yang sama.
 Rentang nilai hematokrit yang normal untuk mencit adalah antara 45% hingga 53% (Ramadhan Sumarmin, 2017). Berdasarkan  penelitian  yang  telah  dilakukan,  menurut tabel 4 didapatkan  bahwa nilai normal hematokrit  yang normal hanya ada pada perlakuan F2 hingga F4  dengan nilai 49.42 %, 48.19%, 51.03 % . Perlakuan F1 yang mana F1 merupakan kontrol dari perlakuan didapatkan hasil 36.18%, hasil tersebut menunjukan bahwa nilai hematokrit F1 mengalami penurunan. Sedangkan, Pada perlakuan F5 dimana diberikan 4 batang rokok per hari didapatkan hasil 67.61%, hasil tersebut bisa dikatakan bahwa nilai hematokrit F5 mengalami ketidaknormalan (mengalami peningkatan nilai). Bersadarkan hasil - hasil tersebut menunjukkan bahwa kadar hematokrit F2 hingga F4 berada pada nilai normal. Sedangkan nilai abnormal hematokrit dari mencit ada pada perlakuan F1 yang mengalami penurunan dan F5 yang mengalami kenaikan.