Mohon tunggu...
kresnap
kresnap Mohon Tunggu... karyawan swasta -

IG: middleclasstraveller Website: middleclasstraveller.weebly.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Seharian Menjelajahi Kota Singa di Ukraina

7 April 2018   14:07 Diperbarui: 8 April 2018   13:24 2159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
No guide? No problem! Petunjuk wisata dengan QR code seperti ini banyak ditemui di Lviv.

Ternyata sayalah satu-satunya peserta tur hari itu, sehingga saya sempat khawatir tur akan dibatalkan. Namun Olesya hanya tersenyum dan mengatakan bahwa tur akan berlangsung sesuai rencana walaupun hanya saya pesertanya. Sungguh profesional! Padahal tur ini gratis, dan tidak ada jaminan bahwa saya akan memberikan tips nantinya. Bahkan perusahaan tur berbayar pun banyak yang menunda atau membatalkan tur kalau jumlah peserta tidak memenuhi kuota.

Tur dimulai dengan penjelasan singkat mengenai Lviv. Menurut Olesya, keseluruhan kawasan kota tua Lviv merupakan salah satu Warisan Dunia (World Heritage) UNESCO, di samping Katedral St. George, yang berusia 256 tahun dan terletak di luar pusat kota. 

Olesya juga menjelaskan bahwa Lviv terkenal dengan restoran-restoran tematiknya yang unik dan menarik. Selain itu, juga terkenal akan tiga komoditas utama, yaitu kopi, cokelat, dan bir (salah satu produsen bir terkemuka di sini, Pravda Beer Theater, juga berlokasi di alun-alun ini).

Selfie dulu bersama Olesya (Dokumentasi Pribadi)
Selfie dulu bersama Olesya (Dokumentasi Pribadi)
Lviv dibangun pada abad ke-13 sebagai bagian dari kerajaan Kiev-Rus (juga dikenal sebagai Kerajaan Galicia-Volhynia), menjadikannya salah satu kota tertua di Ukraina. Namun dari segi populasi, kota ini justru memiliki demografi yang muda, di mana sekitar 20% penduduknya merupakan pelajar, banyak yang berasal dari bagian timur Ukraina. Letak geografis Lviv yang dekat dengan banyak negara Eropa Barat dan Tengah juga menjadikan kota ini memiliki akses ke dunia internasional yang cukup baik.

Pemberhentian pertama kami adalah balai kota yang terletak di tengah-tengah Rynok Square. Gedung balai kota ini ternyata masih berfungsi, berbeda dengan di banyak kota lain di Eropa, di mana balai kota yang terletak di kota tua biasanya sudah beralih fungsi menjadi museum atau tempat wisata lainnya. 

Memang di Lviv, kawasan kota tua bisa dikatakan masih menjadi pusat kota atau pusat aktivitas masyarakatnya.

Menurut Olesya, Lviv memiliki motto yang kurang lebih bunyinya, "Kota yang membuka gerbang bagi dunia" dan ini tercermin, misalnya, dari gedung balai kota yang terbuka bagi siapa pun tanpa penjaga. Gedung balai kota ini juga memiliki sebuah menara, di mana kita dapat menikmati pemandangan di sekitar kota tua. 

Yang menarik, di balai kota ini juga terdapat beberapa poster iklan tentang kesempatan berinvestasi dengan tautan berupa QR code. Saya tidak tahu apakah di Tanah Air hal seperti ini sudah lumrah, namun patut ditiru.

Baik di balai kota maupun di sekitar kawasan kota tua itu sendiri, konon terdapat lebih dari 3000 ornamen bernuansa singa (dari patung, ukiran, hingga tempat sampah). Ternyata Lviv sendiri kalau diterjemahkan memang berarti Kota Singa (sama dengan "Singapura"). 

Menurut sejarah, nama ini diambil dari nama putra tertua raja pertama Ruthenia, Daniel dari Galicia, yaitu Leo/Lev I (1228 - 1301), yang menerima kota ini sebagai hadiah pernikahan dari ayahnya.

Miniatur balaikota (Dokumentasi Pribadi)
Miniatur balaikota (Dokumentasi Pribadi)
Ornamen singa di seputar kota tua (Dokumentasi Pribadi)
Ornamen singa di seputar kota tua (Dokumentasi Pribadi)
No guide? No problem! Petunjuk wisata dengan QR code seperti ini banyak ditemui di Lviv.
No guide? No problem! Petunjuk wisata dengan QR code seperti ini banyak ditemui di Lviv.
Dalam kurang lebih 800 tahun sejarahnya, Lviv pernah diserang dan jatuh ke tangan beberapa bangsa/negara, misalnya Tatar, Polandia, Lithuania, Hungaria, Swedia, Austria, Jerman (Nazi), dan Uni Soviet. Berbagai kebudayaan yang tumpang tindih ini (ditambah masuknya imigran dari negara-negara tetangga) menjadikan Lviv sangat unik dibandingkan kota-kota lainnya di Ukraina. 

Di masa lalu, kota ini dibagi menjadi empat bagian (quarters) sesuai dengan komunitas yang mendiaminya, yaitu Ukraina, Polandia, Armenia, dan Yahudi. Setiap komunitas juga memiliki pemerintahannya sendiri, walaupun kesemuanya tetap berada di bawah pemerintah pusat kota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun