Tepat di seberang balai kota terdapat salah satu restoran paling terkenal di sini, yang bernama Kryyivka. Walaupun terkenal, restoran ini tidak memiliki papan nama apapun, bahkan letaknya tersembunyi di bawah tanah! Sesuai namanya yang berarti "bunker", restoran ini didekorasi bak persembunyian tentara setempat pada masa perang melawan Rusia dan Polandia.Â
Pintu gerbangnya yang terbuat dari kayu berwarna gelap selalu tertutup rapat, dan untuk memasukinya kita harus mengetuknya pelan-pelan. Begitu pintu dibuka oleh penjaga yang berseragam tentara dan berperawakan sangar, kita diminta untuk menyebutkan kata sandi "Slava Ukrainia (Jayalah Ukraina)!" yang akan dibalasnya dengan "Heroyam slava (Jayalah, Para Pahlawan)!" sambil menyuruh kita segera masuk.
Ya, inilah salah satu restoran tematik yang Olesya sebutkan tadi. Saya sempat menjajalnya untuk makan siang selepas tur berarkhir. Hidangannya cukup lezat, porsinya besar, pelayanannya baik dan ramah (bisa berbahasa Inggris), dan memang banyak sekali tamunya. Harganya pun masih dalam batas kewajaran.
Kulchytskiy pernah ditawan oleh tentara Ottoman/Utsmaniyah di Turki, di mana ia lalu mempelajari bahasa, gaya hidup, dan kebudayaan setempat (termasuk tradisi minum kopi) dan akhirnya menjadi seorang mata-mata dalam perang antara Eropa melawan Turki.Â
Setelah perang dimenangkan, Kulchytskiy meminta seluruh persediaan biji kopi milik tentara Turki sebagai hadiah. Kopi pada saat itu memang tidak dianggap berharga atau bermanfaat di Eropa (beberapa negara sempat melarang perdagangan dan konsumsi kopi). Singkat cerita, ia kemudian membuka salah satu kedai kopi pertama di Wina, Austria, dan bereksperimen dengan menambahkan susu dan gula ke dalamnya.Â
Berkat jasanya, kopi lalu menjadi salah satu minuman terpopuler di Wina, dan akhirnya merambat ke Eropa. Di Wina, jasanya diabadikan dalam bentuk monumen dan juga nama jalan di sana.Â
Di bawah tanah restoran yang menempati bangunan abad ke-18 ini terdapat ruang-ruang makan dengan tema pertambangan, membuat kita berimajinasi seakan-akan di lokasi inilah biji kopi terbaik ditambang (tentu kita tahu bahwa kopi dihasilkan dari perkebunan, bukan pertambangan!)
Adapun istilah masochism sendiri disematkan oleh seorang psikiater Austria, Richard Freiherr von Kraft-Ebing dalam bukunya Psychopathia Sexualis, setelah membaca karya-karya Sacher-Masoch (yang paling terkenal adalah Venus in Furs, tentang fantasinya didominasi oleh wanita yang mengenakan busana berbulu-bulu).Â
Patung tersebut ternyata juga menandai restoran tematik lain, Masoch Caf, yang tentunya bernuansa masochism, lengkap dengan perangkat-perangkatnya! Sayangnya, restoran tersebut sedang tutup, sehingga saya tidak dapat mengintip bagian dalamnya (jangan lupa merogoh bagian dalam kantong celana si Sacher-Masoch untuk mendapatkan "sensasi" khusus!)