Kini terlihat dari kejauhan mulai menghampiri kita. Nafasnya terengah-engah bak dikejar-kejar setan. Mungkin ada sesuatu yang begitu penting yang mau ia katakan. Dan benar. Ia betul-betul datang dengan membawa kabar duka.
"Hormat Che. Melisa sudah meninggal. Kini ia sedang dilarikan ke rumah sakit Siloam," ujar sahabatnya tampak begitu sayu.
Che hendak terbangun dan bergegas menuju kesana. Tak ada ucapan salam yang mesti dilontarkan kepadaku, yang menemaninya beberapa menit yang lalu. Ia begitu khawatir, setelah kulihat dari raut wajahnya. Kini, baru aku sadar. Jika melisa adalah sosok perempuan yang membuat Che terlunta-lunta.
Meski begitu Che bukanlah sosok yang kuat dalam menghadapi setiap masalah yang berbeda-beda. Ia juga pecinta. Ia sama sepertiku, manusia. Dia memiliki jiwa. Kapan saja ia bisa merasakan lelah dan terluka. Yang membedakan kita, hanyalah nilai. Selebih dari itu, semuanya sama saja. Aku harap, semoga Melisa baik-baik saja. Dan Che, bisa seperti Che Guevara dalam perjuangannya memanusiakan manusia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI