Haruslah diawali dengan paksaan yang menggiurkan.Â
Seperti yang saya lulakukan. Tentang kompensasi mendapatkan kebugaran tubuh, pemandangan indah dan tentunya iming-iming hadiah dari prestasi yang dilombakan.
Termasuk juga yang dilakukan oleh Kompasiana ini. Dalam hal tertentu, telah berusaha keras mengenalkan dan membuat ringan kompromi budaya pop berkendara bahan bakar fosil dengan kelestarian berbasis emisi nol lewat tulisan.
"Net-Zero Emissions" sebagai basis kampanye penyelamatan bumi dalam kendali takar emisi, bukanlah hal mudah untuk diwujudkan.Â
Kecuali kita menutup mata. Atas banyaknya keuntungan mekanis yang kerap bercerobong asap dan bersaluran buang kombusi itu. Yang sudah lama membantu peradaban dan membuat ringan hidup dengan teknologinya.
Disrupsi terbesar dari gerakan sadar emisi nol Net Zero Emissions adalah kepura-puraan untuk peduli beserta euforianya yang hanya menghasilkan pepesan kosong tanpa bergerak nyata sedikitpun.
Menulis adalah gerak nyata. Tentunya nyata keterbacaannya dalam membuat rangkaian kalimat pembelajaran berdamai dengan alam serta khotbah lingkungan hidup. Ini cocok untuk Anda dan saya tentunya.
Dari sinilah awal segalanya. Hingga diharapkan membuat sadar pentingnya sadar emisi nol dengan segala daya upaya untuk mewujudkannya hingga tetes tinta terakhir.
Walaupun nyatanya, mungkin kita masih berkendara berbahan bakar fosil untuk beli sebungkus nasi Padang di pojok komplek yang dekat itu. Lapar, habis menulis kampanye sadar emisi nol.
Ahai, itu tak mengapa kawan! Awal adalah jibaku komitmen yang harus benar-benar diperjuangkan.Â
Awal dan cara pertama yang mudah untuk berdamai dengan budaya pop yang telah lama menggiuri bahan bakar fosil itu adalah menulis kecentilannya menghasilkan emisi karbon.