Mohon tunggu...
Yudho Sasongko
Yudho Sasongko Mohon Tunggu... Freelancer - UN volunteers, Writer, Runner, Mountaineer

narahubung: https://linkfly.to/yudhosasongko

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

7 Konsep Ekonomi Liberal ala Bung Karno

21 April 2020   15:18 Diperbarui: 21 April 2020   15:17 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pexels/lalesh aldarwish

Persaingan dari berbagai kelompok yang berusaha meraih kekuatan politik dan ingin memaksakan pandangan mereka pada negara baru ini cukup mengganggu program ekonomi liberal tersebut.

6. Bebas berencana Delapan Tahun

Pada tahun 1960, Bung Karno melakukan gebrakan menuju ekonomi liberal dengan program Delapan Tahunan. Ini merupakan usaha untuk membuat negara ini memiliki swasembada makanan (terutama beras), pakaian dan kebutuhan-kebutuhan dasar dalam periode 3 tahun. Kemudian secara bertahap selama lima tahun, akan direncanakan menjadi periode pertumbuhan mandiri.

Kekuatan liberal Bung Karno terlihat saat memihak rakyat dalam program pengurangan sumber pajak. Namun akhirnya program ini ditinggalkan karena perekonomian jatuh bebas.

Keberanian pembebasan pajak dan faktor lainnya mengakibatkan hiperinflasi. Termasuk faktor luar yaitu membayar mahal harga diri bangsa dengan politik konfrontasi terhadap Malaysia yang cukup memakan anggaran negara.

Harga diri bangsa memang mahal. Pembangunan tidak sepenuhnya berkembang karena uang negara lebih banyak ditujukan bukan untuk kepentingan ekonomi.

7. Sektor Agraris yang membebaskan

Sebagai langkah dari ekonomi Berdikari, Bung Karno berusaha membangkitkan sektor agraris yang menjadi ciri khas perekonomian Indonesia.

Harapannya, hasil pertanian mampu diekspor untuk memperoleh devisa dan menyeimbangkan neraca perdagangan. Ini merupakan usaha untuk membuat negara ini memiliki swasembada beras, pakaian dan kebutuhan-kebutuhan dasar lainnya.

Itulah keberanian Bung Karno dalam sebuah ejawantah ekonomi liberal berbasis harga diri(nation branding) dan kepercayaan diri bangsa (self esteem nation).

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun