Dasar-dasar perekonomian liberal yang bebas merdeka pada dasarnya berbasis kepada kepercayaan diri bangsa (self esteem nation) dan harga diri bangsa (national branding).
Itu semua sudah dimiliki Indonesia sejak kemerdekaan. Pemantik liberal tersebut dimiliki Bangsa Indonesia dengan level cukup lumayan tinggi. Kedua komponen tersebut, baik kepercayaan diri dan harga diri bangsa adalah hasil dari jerih payah perjuangan mental mandiri dan revolusi fisik kemerdekaan.
Sudah selayaknya Bangsa Indonesia saat itu membangun kekuatan perekonomian yang disusun atas kekuatan sendiri (Berdikari).
Dengan modal yuridis Proklamasi Kemerdekaan yang secara hukum bebas dari kungkungan penjajah, maka secara yuridis juga ekonomi Indonesia harus bebas dari kapitalisme dan tekanan.
Kepercayaan diri bangsa, harga diri bangsa serta kekuatan Proklamasi Kemerdekaan merupakan modal utama membentuk kekuatan ekonomi liberal yang bebas tekanan dan berdikari.
Ekonomi liberal tanpa tekanan berfokus untuk memerangi kemiskinan di Indonesia akibat kapitalisme penjajahan yang menghisap habis kemerdekaan individu dan bangsa. Ekonomi liberal yang keadilan sosial merupakan karakter utama pemikiran ekonomi Bung Karno.
Ada 7 bagian penting dari keberanian Bung Karno yang berupaya keras membangun ekonomi liberal. Strategi pembangunan ekonominya cukup terencana dan sistematis.
Walaupun pada akhirnya strategi tersebut tidak sempat dituntaskan pelaksanaannya. Beberapa faktor seperti rivalitas politik dalam negeri, gangguan dari pihak luar, serta beberapa peristiwa krusial lainnya yang akhirnya meruntuhkan usahanya.
Inilah 7 pemikiran Bung Karno yang menjunjung tinggi kebebasan tersebut.
1. Pemberdayaan pasal-pasal kebebasan UUD 1945
Negara tentunya harus dan wajib memberikan pekerjaan yang layak bagi rakyatnya. Salah satu jalan menuju kesejahteraan yang berkeadilan sosial adalah dengan cara membuka lapangan kerja seluas-luasnya.