"Apa yang bu Ain lakukan adalah fakta. Ia dan tim volunteernya, bersungguh-sungguh mengembangkan konsep pembelajaran yang menyenangkan untuk anak-anak. Saya adalah saksi hidup, bagaimana Villa Kayla yang tadinya seadanya, sekarang telah memiliki semakin banyak ruang belajar, juga program-program yang diutamakan untuk siswa-siswanya sendiri," jelas Sany.Â
Sany sedang belajar bahasa Indonesia dan bahkan Sasak a la Gili Trawangan. Saat kami berbincang, ia mengisahkan dua tahun pengalamannya bersama CH dalam bahasa Inggris. Sesekali, saya melihat langsung ia mempraktekkan beberapa kata atau kalimat pendek bahasa Sasak atau Indonesia, ketika berinteraksi dengan keluarga kecilnya.
"Saya hanya ibu rumah tangga biasa. Tapi, saya mempercayai apa yang ingin dicapai bu Ain melalui Chili House. Pasti juga menyetujui, bahwa pendidikan adalah bekal terbaik anak-anak, juga masa-masa bermain yang menyenangkan," tambah Sany bersemangat.
Kebanggaan Sany rajin ia bagikan di sosmed miliknya. Sembari mengabarkan ke kerabatnya di Austria juga jejaring pertemanan lainnya, ada sekolah bernama Chili House, di Gili Trawangan, di Lombok.
Pengajar Yang Tegas, Suasana Kelas Yang Menyenangkan
Selama tiga jam lebih, sejak 9 pagi sampai sekitar pukul 1 siang, total ada 4 orang anak yang tantrum di sela aktivitas belajar. Mereka berempat di'takluk'kan Ain dan segera setelah tangis mereka reda, keempatnya pun langsung turut belajar dan bermain.Â
Tak hanya Chili House, kami juga berkomitmen mendukung proses pendidikan bagi anak-anak sekolah di Gili Trawangan. Sebelumnya, para guru baru hadir di sekolah pukul 10 pagi. Kini, boat dari tim Chili House, mengantar jemput mereka dan memastikan mereka sudah bisa hadir di sekolah di jam 7 pagi. Ain Hussin
Dila, gadis kecil tiga tahun, menjerit ketika lepas dari pelukan ayahnya. Namun tak lama, ia sudah turut duduk manis di kelasnya. Adapula Nino, cowok kecil dua tahun. Ia sempat harus berdiri sekitar 10 menit, melakukan pernafasan in dan out, sebelum kemudian isaknya reda dan duduk belajar bareng. Ia sekelas bersama Senja. Alea, yang baru saja didaftarkan bersama karibnya, Matahari, sampai tertidur di sofa. Rasa pedenya saat baru datang dan masih bersama ibu, tampaknya belum berhasil ia kuasai ketika harus terpisah bersama ibunya.
"Sejak CH berdiri, memang hanya bu Ain yang mampu meredakan tantrum anak-anak, mbak. Tak ada anak yang tak segera diam. Memang terlihat keras, namun ketegasan itu memang dibutuhkan anak-anak. Segera mereka akan lebih sibuk bermain sambil belajar, dibandingkan melanjutkan tangisan mereka," ibu Kayla, siswa yang lebih tua, menjelaskan sembari menggendong Bian. Putranya yang masih berusia beberapa bulan.Â
Sesal Meninggalkan Matahari dan Senja di Chili House
Sayang, saya harus segera kembali ke Lombok Timur. Trip tiga hari dua malam di Gili Trawangan untuk satu kontrak menulis, saya sempatkan mengajak putra saya yang baru saja selesai PTS - Penilaian Tengah Semester. Tak ada libur. Saya terpaksa harus pulang, karena Selasa ini ia harus masuk sekolah kembali.