Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Apakah Anak Berkebutuhan Khusus di Indonesia Sudah Mendapat Pendidikan Setara?

24 September 2024   18:54 Diperbarui: 25 September 2024   07:02 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Anak-anak dari sekolah umum dan anak dengan disabilitas. (Foto: KOMPAS/NIKSON SINAGA)

Berbeda cerita dengan apa yang dijalani Kompasianer Nuning yang mengajar di sekolah yang memang dirancang khusus.

Sudah hampir 20 tahun mengajar di Sekolah Luar Biasa, awalnya Kompasianer Nuning ditempatkan di SLB Swasta. Tetapi bidangnya tetap sama, yakni mengajar peserta didik penyandang autisme dan Bahasa Inggris untuk semua anak dengan hambatan.

"Saat ini ada 230 peserta didik dari jenjang TK-LB sampai SMA-LB dengan beragam jenis hambantan penglihatan, pendengaran, autis, hingga hambatan fisik," ungkap Kompasianer Nuning.

Jika dirata-rata, di SLB Negeri Tasikmalaya, anak yang terbanyak mendaftar adalah anak penyandang autisme dan hambatan intelektual.

Sedangkan tenaga pengajar, lanjutnya, terdiri dari 56 guru dan beberapa staf lain sehingga berjumlah 70 karyawan yang bertugas di sana.

Ada cerita menarik terkait bagaimana proses guru-guru di SLB Negeri Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, ini bertugas. Karena mereka tidak hanya mengajar murid yang datang ke sekolah, tetapi "menjemput bola".

Permasalahannya juga beragam, ada yang kesulitan akses menuju sekolah --bahkan untuk kendaraan sepeda motor sekalipun-- ataupun anak dengan hambatan fisik.

"Oleh karena itu dari pihak kami ditugaskan untuk memberikan pelayanan ada kelas jauh di 3 titik tertentu," lanjutnya.

Padahal, dari cerita Kompasianer Nuning, setiap anak yang mendaftar di sekolahnya itu sama sekali tidak dipungut biaya alias gratis.

Cerita dari Balik Dinding Sekolah Luar Biasa

Tantangan yang masih jadi perhatian Kompasianer Nuning Sapta Rahayu saat mengajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Tasikmalaya adalah anak-anak yang terlambat dimasukkan ke sekolah.

"Malah ada usia 20 tahun baru sekolah, kemudian di sekitar sekolah masih ada anak yang tidak diizinkan sekolah oleh orangtuanya," kata Kompasianer Nuning, menceritakan keadaan yang saat ini sering dihadapi ketika mengajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun