Perilaku manipulatif yang merupakan cikal bakal KDRT, menurut Kompasianer Luna Septalisa, bahkan dapat memperburuk kondisi korban KDRT.
Karena kita semua berharap tidak ada seorang pun yang mau jadi korban KDRT. Karena potensi perilaku KDRT sebenarnya bisa dibaca dari sebelum memasuki jenjang pernikahan, misalnya ketika masih pacaran.
Sebagai contoh, ketika rasa cinta dilakukan secara berlebihan, justru cinta itu sendiri jadi kehilangan makna, palsu dan manipulatif.
Jika sudah terjadi demikian, dalam pandangan Kompasianer Luna Septalisa, bisa jadi korban love bombing.
"Alih-alih mengakui perilaku pasangan sebagai bagian dari kekerasan, korban love bombing akan menyalahkan diri sendiri ketika pasangan berperilaku kasar padanya," tulisnya. (Baca selengkapnya)
***
Tanam ini dalam hati dan pikiran: ebab tidak ada ruang sedikitpun ruang untuk tindak kekerasan dalam rumah tangga; apapun alasan dan pembenarannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H