2. Tindakan Preventif agar Kisah Cinta Tidak Berakhir dengan KDRT
Kompasianer Martha Weda menilai dalam pernikahan kerap konflik bisa muncul dari hal-hal kecil.
Hanya saja setiap hal-hal kecil dalam pernikahan bisa membesar dan dapat memicu KDRT baik fisik maupun mental.
"Banyak rumah tangga yang berujung pada KDRT karena ketidaksetiaan. Mulai dari kebiasaan suami yang suka "jajan", selingkuh, punya wanita simpanan, bahkan menikah lagi," tulisnya.
Oleh karena itu, alangkah baiknya sebelum melanjutkan ke jenjang perkawinan mesti membuat kesepakatan terlebih dulu kepada (calon) suami. (Baca selengkapnya)
3. Reversi Korban KDRT dan Cara Kita Memandang Kekerasan Terhadap Perempuan
Pada tahun 2022 Komnas Perempuan memuat laporan ada 325.534 kasus kekerasan terhadap perempuan di Indonesia.
Akan tetapi ada yang membuat Kompasianer Yana Haudy miris setiap kali kasus KDRT terjadi: tidak sedikit orang yang malah menyalahkan perempuan dengan berbagai asumsi tanpa dasar.
"Tiap terjadi KDRT yang membuat seorang perempuan terluka batin, babak belur fisik, apalagi sampai tewas, yang salah tetaplah si lelaki," tulis Kompasianer Yana Haudy.
Maka, setiap kali KDRT terjadi, Kompasianer Yana Haudy megingatkan untuk tetap untuk menolong korban. Paling tidak, mau jadi teman curhat yang baik untuknya tanpa mesti menghakimi. (Baca selengkapnya)
4. Perilaku Manipulatif Pelaku KDRT yang Dapat Memperburuk Kondisi Korban