Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Intip Kiat Para Freelancer Hadapi Ketidakpastian Finansial

14 April 2020   13:00 Diperbarui: 23 April 2020   17:28 2466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Freelancer dapat menentukan pekerjaan apa yang sesuai dengan preferensinya tapi cukup berisiko dalam segi pendapatan. (Ilustrasi: Freepik/lifeforstock)

Pun demikian halnya para pekerja freelance untuk beberapa bidang, termasuk bidang event organizer yang digeluti Andini. "Karena Covid-19 ini jadi banyak event postponed. Otomatis belum ada pekerjaan dan penghasilan masuk."

Situasi serupa dialami Yosh Aditya yang berkarier sebagai MC dan public speaker. Yosh mengaku khawatir dengan situasi sekarang. Imbauan pemerintah untuk tidak mengadakan kegiatan yang mengundang banyak massa membuat banyak event ditunda, bahkan dibatalkan.

Namun ia berusaha untuk menenangkan diri. Menurutnya masih banyak orang-orang yang berada dalam posisi lebih sulit saat ini.

"Gue masih ada list pekerjaan sampai Oktober, tapi kan ada lebih banyak orang yang kerja harian, yang lebih enggak punya duit, lebih kena dampak. Gue manage emosi dengan mengatakan bahwa ini bukan salah gue, tetapi karena kondisinya memang begini," ujar pria 29 tahun itu.

Dampak pandemi Covid-19, semua kegiatan yang mengundang banyak massa harus dibatalkan. (Ilustrasi: Freepik/lifeforstock)
Dampak pandemi Covid-19, semua kegiatan yang mengundang banyak massa harus dibatalkan. (Ilustrasi: Freepik/lifeforstock)
Beruntung, baik Andini maupun Yosh sudah cukup paham mengatur keuangan dengan konsepnya masing-masing.

"Gue punya dua rekening untuk memisahkan mana yang gue tabung, mana yang buat harian. Punya investasi asuransi jiwa, reksadana, dan tabungan hari tua," ungkap Yosh.

Begitu juga Andini yang mengaku baru aware dengan perencanaan keuangan justru setelah menjadi freelancer. Setidaknya ada 3 pos keuangan yang ia bagi, yaitu pengeluaran bulanan, tabungan, dan dana darurat.

"Setiap ada pemasukan berapapun itu, saya sisihkan untuk tabungan di awal, jangan nunggu sisa. Lalu saya juga sudah merinci pengeluaran saya setiap bulan, dan ini jumlahnya harus benar-benar tetap. Kalau ada pengeluaran tak terduga? Saya sudah membaginya ke dalam dana darurat."

Dana darurat adalah pos keuangan yang bisa digunakan di saat-saat genting. Misalnya seperti pada masa pandemi yang sedang terjadi sekarang, di mana penghasilan menjadi menurun atau bahkan tidak ada sama sekali.

Rencanakan Pengeluaran
Betul! Memiliki dana darurat adalah saran yang kerap kali diingatkan oleh para perencana keuangan seperti Mada, terlebih kepada para freelancer. Tetapi, merencanakan pemasukan dan mengalokasikan dana cadangan saja ternyata tak cukup. Yang tak kalah penting adalah mengatur pengeluaran.

CEO Sipundi.id ini menyebut, idealnya setiap orang harus memiliki dana darurat yang jumlahnya minimal setara dengan 3 bulan pengeluaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun