Pun demikian halnya para pekerja freelance untuk beberapa bidang, termasuk bidang event organizer yang digeluti Andini. "Karena Covid-19 ini jadi banyak event postponed. Otomatis belum ada pekerjaan dan penghasilan masuk."
Situasi serupa dialami Yosh Aditya yang berkarier sebagai MC dan public speaker. Yosh mengaku khawatir dengan situasi sekarang. Imbauan pemerintah untuk tidak mengadakan kegiatan yang mengundang banyak massa membuat banyak event ditunda, bahkan dibatalkan.
Namun ia berusaha untuk menenangkan diri. Menurutnya masih banyak orang-orang yang berada dalam posisi lebih sulit saat ini.
"Gue masih ada list pekerjaan sampai Oktober, tapi kan ada lebih banyak orang yang kerja harian, yang lebih enggak punya duit, lebih kena dampak. Gue manage emosi dengan mengatakan bahwa ini bukan salah gue, tetapi karena kondisinya memang begini," ujar pria 29 tahun itu.
"Gue punya dua rekening untuk memisahkan mana yang gue tabung, mana yang buat harian. Punya investasi asuransi jiwa, reksadana, dan tabungan hari tua," ungkap Yosh.
Begitu juga Andini yang mengaku baru aware dengan perencanaan keuangan justru setelah menjadi freelancer. Setidaknya ada 3 pos keuangan yang ia bagi, yaitu pengeluaran bulanan, tabungan, dan dana darurat.
"Setiap ada pemasukan berapapun itu, saya sisihkan untuk tabungan di awal, jangan nunggu sisa. Lalu saya juga sudah merinci pengeluaran saya setiap bulan, dan ini jumlahnya harus benar-benar tetap. Kalau ada pengeluaran tak terduga? Saya sudah membaginya ke dalam dana darurat."
Dana darurat adalah pos keuangan yang bisa digunakan di saat-saat genting. Misalnya seperti pada masa pandemi yang sedang terjadi sekarang, di mana penghasilan menjadi menurun atau bahkan tidak ada sama sekali.
Rencanakan Pengeluaran
Betul! Memiliki dana darurat adalah saran yang kerap kali diingatkan oleh para perencana keuangan seperti Mada, terlebih kepada para freelancer. Tetapi, merencanakan pemasukan dan mengalokasikan dana cadangan saja ternyata tak cukup. Yang tak kalah penting adalah mengatur pengeluaran.
CEO Sipundi.id ini menyebut, idealnya setiap orang harus memiliki dana darurat yang jumlahnya minimal setara dengan 3 bulan pengeluaran.