Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Intip Kiat Para Freelancer Hadapi Ketidakpastian Finansial

14 April 2020   13:00 Diperbarui: 23 April 2020   17:28 2466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Freelancer dapat menentukan pekerjaan apa yang sesuai dengan preferensinya tapi cukup berisiko dalam segi pendapatan. (Ilustrasi: Freepik/lifeforstock)

Hal yang perlu digarisbawahi, tiap klien memiliki prosedur pembayaran invoice yang berbeda-beda. Ada klien yang sudah bayar di awal, tapi ada pula yang harus menunggu jangka waktu tertentu meski pekerjaannya sudah selesai. Ada juga korporasi yang membutuhkan proses birokrasi yang panjang. Ragam karakter klien itulah yang mesti dicatat dan diperhitungkan supaya cash flow tetap terjaga.

Penghasilan Tidak Tetap, Pengeluaran Harus Tetap
Memiliki penghasilan tidak tetap memang sangat berisiko. Untuk itu, freelance tidak sekadar berbicara soal passion dalam bekerja, tapi juga pandai mengelola keuangan. Di bidang apapun pekerjaannya, freelancer harus melek soal finansial.

Tentu ada perbedaan hitung-hitungan antara karyawan berpenghasilan tetap dengan freelancer. Karyawan sudah bisa memastikan pendapatan setiap bulannya, sehingga pengalokasian keuangannya lebih mudah. Bagaimana dengan freelancer?

Perencana keuangan, Mada Aryanugraha menyampaikan, seorang freelancer justru harus memastikan jumlah pengeluaran perbulan. Berkebalikan dengan pekerja berpenghasilan tetap.

"Kalau kita bicara kondisi normal, maka cara mengatur keuangannya adalah dia harus tahu dulu, kalau pendapatannya enggak tetap dia enggak bisa kunci di pendapatan. Maka yang harus dia kunci adalah di pengeluarannya. Jadi karena pendapatannya tidak tetap maka pengeluarannya harus tetap."

Freelancer harus mengukur kebutuhan utama mereka yang berkaitan dengan produktivitas, mulai dari uang makan, transportasi, kuota internet, pulsa telefon, dan semacamnya. Pun demikian soal kewajiban.

Kewajiban, menurut Mada, adalah yang berkaitan dengan pihak ketiga. Misalnya punya utang, tentu harus dibayarkan cicilannya. Bagi yang sudah punya anak usia sekolah, kewajibannya adalah membayar sekolah anak.

"Tapi bicara bayar sekolah, bayar utang, kalau enggak dibayarkan masih bisa hidup? Masih bisa hidup pastinya. Cuma, karena itu kewajiban maka kita harus membayar. Kalau tidak membayar ada konsekuensinya meskipun bukan terkait hidup dan mati."

Dua pengeluaran utama itulah yang harus diketahui dan harus ditentukan berapa besarnya. Kalau besarannya sudah ketahuan, maka para freelancer harus mematok target bagaimana caranya tiap bulan minimum mendapat penghasilan di angka itu.

Dampak Pandemi Covid-19 dan Pentingnya Dana Darurat
Memasuki pertengahan bulan April ini, angka kasus positif Covid-19 di Indonesia sudah mencapai lebih dari 4000 kasus. Berdasarkan data Badan Intelijen Negara, puncak pandemi akan terjadi pada bulan Juli 2020.

Hal ini jelas berdampak buruk bagi perekonomian sebagian besar masyarakat. Para pekerja harian mau tak mau tetap berjibaku mencari penghasilan ke luar meski pemerintah sudah mengimbau agar tidak ada yang meninggalkan rumah untuk menekan penyebaran virus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun