Bangsa ini ternyata masih rapuh mentalnya, mudah sekali dikompori oleh pihak lain yang sebenarnya berkaki dua. Mereka inilah yang menginginkan Indonesia kembali berantakan lalu dengan mudah kembali menguasai segala kekayaan dan sumberdayanya.
Tapi bukan masyarakat Indonesia namanya kalau ia tak mampu merdeka sekaligus merevolusi dirinya sendiri. Itu bisa terlihat dari bocah bernama Johanis Andi Kalla alias Joni.
Joni mendadak tenar usai dirinya memanjat tiang bendera di tengah upacara kemerdekaan. Ia tidak terpaksa memanjat, ia lakukan dengan kesadaran dengan semangat patriotisme lantaran tali bendera terputus di tengah upacara.
Padahal si Joni tadinya sedang sakit perut, ia sedang terbaring di tenda dan tidak ikut upacara. Namun begitu tahu bendera tak bisa berkibar, ia lantas memanjat tiang tanpa bantuan dan pengaman. Di tengah-tengah memanjat pun Joni sempat sakit perut lagi. Tapi ia tetap memanjat. Bagi Joni, mungkin, NKRI harga mati.
Joni adalah Indonesia. Sakit perut Joni adalah sakit perut bangsa. Putusnya tali tiang bendera adalah putusnya keberagaman. Dan panjatan tiang Joni adalah yang mesti kita tiru, seberapa tinggi tiang itu, seberapa sakitnya perut, demi berkibarnya Merah Putih, adalah bukan halangan. Dan itu  semua demi (lebih) merdekanya Indonesia.
(ibs)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H