Kebanyakan orang, menurut Irmina Gultom, lebih senang menghemat uang untuk membeli gawai teranyar daripada membeli buku. Tidak mencari kambing hitam. Sebab itulah yang terjadi sekarang.
Tantangan yang muncul kemudian adalah: bagaimana para penulis dan penerbit menyikapi?
E-book memang cenderung lebih praktis ketimbang buku konvensional. Tapi yang lebih penting itu dapat menekan angka produksi buku. Jauh.
"E-Book bahkan bisa didapat beberapa dengan gratis," kata Irmina Gultom.
Namun, biar bagaimanapun juga Irmina Gultom lebih menyukai buku konvensional. Ada 4 alasannya, yaitu:
1. Buku konvensional bisa dibaca di mana saja dan kapan saja tanpa harus khawatir kehabisan baterai gadget.
2. Tidak ada risiko kerusakan mata akibat paparan sinar radiasi gadget.
3. Kecuali sistem data kita secanggih Pentagon, tetap ada risiko hilang jika gadget kita crash atau karena lain hal.
4. Ini mungkin hanya para pecinta buku yang tahu, saya suka sekali dengan bau kertas buku yang baru dibuka dari plastik dan selalu menyukai tampilan buku-buku yang tersusun rapi di rak buku.
***
Menanggapi perayaan Hari Buku Nasional, Tri Hatmoko malah memiliki catatannya sendiri. Semisal, mengutip laporan yang pernah dibuat UNESCO, hanya ada 1 dari 1000 orang di Indonesia yang mempunyai minat baca tinggi.