5. Tradisi Saweran sebagai Budaya atau Gengsi?

Mempelai keduanya dipayungi, diiringi oleh nyanyian Sunda yang berisi petuah atau nasihat. Lalu mereka akan melemparkan berbagai barang sebagai simbol kepada hadirin. Dan warga sekitar akan berduyun-duyun menunggu saat pihak tuan hajat menyebarkan barang tersebut. Isi dari tempat yang disebut Bokor ini adalah uang recehan, beras, irisan kunyit, permen dan lipatan daun sirih.
Namun hal yang terjadi belakangan ini berbeda. Banyak orang yang saling bersaing jumlah nominal sawerannya. Lama-kelamaan ini menjadi seperti gengsi tersendiri untuk orang yang menyawer, dan menghilangkan makna dari budaya "saweran" itu sendiri.
(FIA)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI