Mohon tunggu...
LuhPutu Udayati
LuhPutu Udayati Mohon Tunggu... Guru - ora et labora

Semua ada waktunya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mata Hati

19 Desember 2018   22:57 Diperbarui: 19 Desember 2018   23:04 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ingin ditumpahkannya tangisan itu pada dada lelaki yang selama ini selalu menyayangi dan memberinya perlindungan atas nama cinta.

Sementara pada sisi yang berseberangan, Galih berusaha untuk tidak membiarkan dirinya beranjak memeluk kekasihnya itu. Walaupun ingin... 

Keegoisannya terhadap perempuan itu, sedang berusaha menekan semua keadaan.

"Kita sudahi semuanya sampai di sini saja," Dinda gamang sekali mengakhiri.

 Entah kekuatan apa yang membuatnya mampu berkata-kata seperti itu.

Dan Galih?

"Maafkan aku, Dinda. Aku harus kembali kepada keluargaku. Aku harus kembali pada rumah cintaku yang sesungguhnya. Ampuni, aku..."

Plak...

Seperti ada yang menampar hati terdalamku. 

Ini kata-kata yang seperti pernah kukatakan padanya hampir dua tahun lalu.  Hampir seluruhnya, juga suasana kedua tokoh imajiner yang dihadirkan Sofia. Dejavu? Akh!

Tak kulanjutkan membaca cerpen Sofia. Aku penasaran pada sosok penulisnya. Mungkinkah, penulisnya adalah dia?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun