Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

5 Cerita tentang Tunjangan Hari Raya

13 Juli 2016   12:19 Diperbarui: 14 Juli 2016   13:58 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, budaya konsumtif. Sifat manusia ketika menjelan hari raya berubah drastis menjadi lebih konsumtif. Karena memang tuntutan pengeluaran jauh lebih besar saat seperti ini. Ditambah harga meningkat jauh. Semua kebutuhan menjadi lebih mahal.

Kedua, mental tangan di bawah. Akibat besarnya kebutuhan finansial ini maka sebagaian besar mereka mencoba menyebarkan proposal permintaan bantuan. Mental ini muncul ketika kebutuhan yang harus dipenuhi tidak sejalan dengan suplai keuangan pribadi.

Ketiga, kesenjangan sosio-ekonomi. Banyaknya pengajuan bantuan THR menandakan adanya kesenjangan ekonomi di masyarakat. Perbedaan ini sangat berbahaya dalam tataran negara. Ketika orang berduit tidak mau menyalurkan bantuannya pada yang membutuhkan, maka ini bisa menimbulkan polemik tertentu. (YUD)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun