[caption caption="Ilustrasi - masih banyak rakyat miskin (Kontan/Muradi)"]
4. Alasan Saya Mendukung Dana Aspirasi
Tulisan Gatot Swandito yang berjudul "Alasan Saya mendukung Dana Aspirasi" ini disajikan dalam bentuk pengandaian yang ditulis dengan analogi sederhana dan ringan. Dikemas dalam bentuk pengandaian apabila si empunya tulisan ini memosisikan diri sebagai salah satu awak anggota Dewan dan bagaimana ia mengelola aspirasi tersebut di lapangan. Pengandaian ini tampak memudahkan khalayak yang mungkin masih belum paham betul bagaimana benang merah soal Dana Aspirasi yang diusulkan oleh DPR.
5. Rakyat Gembira Dapat Bagian 20 M
“Rakyat gembira sebentar lagi atau tahun depan mendapat jatah duit,” begitu kira-kira kebahagiaan yang diekspresikan Thamrin Dahlan. Kalaupun bukan duit cash yang diterima, menurut Thamrin, paling tidak jalan desa berlobang bisa ditambal atau sekolah ambruk dapat direnovasi atau kompor meleduk bisa lebih berasap dan ekonomi desa menggeliat. Menurut Thamrin pula, Anggota DPR RI tak hilang akal untuk mengatasi persoalan di level akar rumput. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, mereka mengusulkan pembangunan negeri harus menggunakan pola bottom up. Inilah pembangunan semesta rakyat yang dapat dipastikan menyentuh kebutuhan dasar rakyat kecil.
[caption caption="Ilustrasi - menuntut perbaikan pelayanan publik (Kontan/Fransiskus Simbolon)"]
6. JK dan 5 Alasan Jokowi Tolak Dana Aspirasi DPR
Bila rakyat banyak yang bersuara tak setuju, Presiden Jokowi pun turut tak setuju dengan adanya dana aspirasi ini. Ninoy N Karundeng pun mengajak kita untuk menelaah keputusan itu berdasarkan pertimbangan logis bernalar dengan keberanian dan hati gembira ria menikmati keberanian sikap Presiden Jokowi. Karena beraroma dan memberi ruang korupsi, Presiden Jokowi dengan tegas menolak usulan para parpol untuk memberikan dana aspirasi DPR sebesar Rp 20 miliar per dapil.
Setelah menyelia sikap Presiden Jokowi atas penolakan dana aspirasi ini, Ninoy melihat bahwa adanya Dana Aspirasi ini dapat menimbulkan kekacauan penggunaan dana APBN. Namun demikian, karena psikologi politik dan gaya DPR yang memelintir tekanan – dan kompromi – kepada Presiden Jokowi, wacana oleh DPR dibiarkan menggelinding dan mendapatkan tempat dalam perdebatan publik.
7. Aspirasi yang Tidak Menginspirasi Polemik Dana Aspirasi
Suara-suara masyarakat Indonesia yang cenderung kritis kepada anggota dewan, khususnya dalam kasus dana aspirasi, menurut Ign Joko Dwiatmoko sebenarnya adalah tanda peduli, tanda cinta rakyat terhadap wakil rakyat yang sedang duduk mengemban tugas di Senayan.
Ada kalanya masyarakat perlu menyentil, menjewer dengan kasih sayang. Masyarakat sebenarnya hanya menginginkan wakil rakyat yang duduk di kursi dewan merupakan representasi dari aspirasi-aspirasi rakyat yang akan memberi inspirasi untuk bergerak maju, bersinergi bahu-membahu memajukan bangsa, di tengah persaingan ketat antarnegara.