Cak Man dan Mbak Surti adalah pemilik warung bakso. Mereka berdua tinggal di rumah yang terletak di bagian belakang lokasi warung. Sebuah halaman yang cukup luas memisahkan areal warung dengan wilayah pribadi. Tidak banyak yang bisa memasuki rumah pasangan suami istri ini. Hanya segelintir karyawan yang benar-benar dipercaya. Termasuk Aris.
Di dalam rumah pribadi mereka itulah, Cak Man dan istrinya meracik kuah bakso. Bilamana mereka sudah bekerja di dapur, tidak ada seorang pun yang bisa masuk. Jika ada yang bertanya, alasan yang diberikan cukup masuk akal, "Jangan sampai resep ini dicuri orang."
Namun, semuar orang tahu jika itu hanya akal-akalan semata. Menurut Pariman, pegawai yang paling lama bekerja di sana, "campuran kuah bakso hanyalah tulang kaki sapi, sedikit garam, merica, dan kaldu sesuai porsi." Dengan kata lain, "biasa" saja.
Lalu apa yang membuatnya beda?
Kisah di balik proses pembuatan kuah bakso itu.
Pariman adalah tipe manusia yang suka berbagi kisah. Dari mulutnya lah, Aris tahu tentang cerita pesugihan. "Jadi, Cak Man itu punya anak perempuan yang bernama Tiara. Dia itu agak ..." ujar Pariman sambil menyilangkan jari telunjuknya di depan dahi."
"Ia hampir tidak pernah bicara, pandangannya kosong, dan lebih banyak duduk diam. Tapi, sebenarnya bukan gila. Tiara itu selalu menggendong boneka perempuan. Nah, konon roh tiara itu sudah terjebak di dalam boneka. Jadi, boneka itulah yang sebenarnya anak dari Cak Man. Ia yang mendatangkan keberuntungan bagi keluarga mereka," ujar Pariman menutup pembicaraannya, dan buru-buru mencuci piring karena Mbak Surti berdeham di depan pintu.
"Kalau kamu tidak percaya, tengoklah. Tiara selalu berdiri di samping Cak Man kalau mereka meracik kuah bakso," pungkas Pariman setengah berbisik.
**
Malam belumlah terlalu larut, warung bakso Cak Man baru saja tutup karena suplai daging sapi sudah habis akibat permintaan pelanggan yang membludak pada hari ini. Aris termenung di meja kasir. Ia masih belum mau beranjak dari sana sejak pelanggan terakhir membayar makanannya. Semua pegawai sudah disuruh pulang, karena sudah waktunya Cak Man meracik kuah baksonya.
Aris penasaran, cerita Pariman telah mengganggu pikirannya sejak seminggu terakhir. Raut kekecewaan terpancar dari wajahnya. Rahasia kesuksesan yang ingin dia pelajari ternyata merupakan sebuah rahasia kelam. Mengandalkan ilmu hitam.Â
Namun, sebagai seorang anak kota, Aris tidak mau begitu saja mempercayai cerita getok-tular yang ia dengar. Untuk itu, tidak ada cara lain. Ia harus membuktikannya.